Yusuf Blog News :
Home » » Bocah 11 Tahun Taklukan Kilimanjaro

Bocah 11 Tahun Taklukan Kilimanjaro

Written By INSPIRASI on Wednesday, April 6, 2011 | 8:26 AM

Bocah asal South Florida bergabung dalam sekelompok kecil orang yang telah menaklukkan gunung tertinggi di Afrika. Nico Saporito, yang belum lulus sekolah dasar itu, baru-baru ini menjadi salah satu manusia termuda yang menaklukkan Gunung Kilimanjaro, gunung tertinggi yang berdiri sendiri di dunia.
Saporito, sang bocah, seperti anak laki-laki 11 tahun normal yang suka bermain di luar rumah dan berpikir ia dapat mendaki gunung. Tetapi ketika bocah itu memberitahu orang tuanya dia akan mencapai puncak itu, mereka tahu dia benar-benar akan melakukannya.
"Hanya langkahkan satu kaki di depan kaki lainnya, satu kaki di depan yang lainnya," katanya tentang pendakian yang dilakukannya awal bulan ini. "Saya terus mengatakan berulang-ulang dan berhasil."
Saporito dan ayahnya, Robert, tertarik dengan ide pendakian itu saat menonton Discovery Channel ketika sang bocah berumur sembilan. Tapi ia masih terlalu muda untuk menaklukkan raksasa Afrika itu sehingga Saporito harus menunggu.
Bocah bersuara lembut Saporito tidak sabar menunggu waktu dirinya dibakar matahari Afrika. Anak itu telah melakukan berbagai ekspedisi untuk persiapannya.
Saporito telah naik rakit di Sungai Amazon, memetakan Kepulauan Galapagos, melihat sebagian besar Eropa, dan berkemah di Taman Nasional Yellowstone.
Tapi Gunung Kilimanjaro adalah tantangan yang berbeda, dan salah satu yang hanya sedikit orang mampu menjinakkannya.
Pada lebih dari 19.000 kaki di atas permukaan laut dan sebuah daerah yang berbahaya, Kilimanjaro adalah sebuah pendakian legendaris dan merupakan monster dalam legenda Afrika.
Orang harus berani untuk menantang gunung berapi dan kehilangan nyawa mereka.
Tetapi Saporito tidak takut. "Saya melihat ini sebagai sebuah peluang, jika ia mencapai hal ini ia bisa menggunakannya sebagai batu loncatan untuk mengatasi tantangan-tantangan lain yang ia hadapi dalam kehidupan selanjutnya," ujar ayahnya Robert Saporito, yang mengoperasikan pembibitan bambu eksotis.
Selama berbulan-bulan, Nico dan Robert meneliti dan melatih pendakian. Mereka mendapati tubuh mereka siap menghadapi udara terbatas yang akan membuat lapar paru-paru mereka dengan memakai masker yang memungkinkan oksigen terbatas bagi mereka.
Dengan bantuan dua pemandu, Saporito butuh empat hari untuk sampai ke puncak tertinggi Afrika itu.
"Seperti, saya melihat tanda dan saya berkata, 'Oh, Tuhan kita berhasil!'" kenang Saporito.
Nico memiliki sertifikat yang ditandatangani oleh pengawas taman. Tetapi kenang-kenangan yang paling berharga dari perjalanan itu adalah sepotong batu vulkanik yang diambil ayahnya di puncak gunung itu.
Lalu ada 1.200 gambar digital perjalanan dan video Nico berdiri tegak di puncak Kilimanjaro. Kenangan bagus, tapi Nico sudah siap untuk  petualangan berikutnya.
Saporito dan ayahnya akan ke Australia musim panas ini. Anak itu ingin menginjakkan kaki di semua tujuh benua, katanya.
Pada tingkat ini, dia akan menyempurnakan cita-citanya sebelum masuk pubertas. "Dia pendamping perjalanan yang hebat," kata Robert Saporito
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INSPIRASI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger