Akhir-akhir
ini, masih sering terdengar kasus kekerasan terhadap anak, baik oleh orang
dewasa bahkan orangtuanya sendiri. Bentuknya beragam, mulai dari penelantaran
anak, kekerasan di sekolah, hingga yang menyebabkan anak bunuh diri.
Ini memprihatinkan.
Tidak ada pembenar, dengan argumen apapun, yang membolehkan kekerasan pada
anak-anak. Sehingga wajar bila pelakunya mendapatkan hukuman berat sesuai
aturan yang berlaku.
Agama Islam
memberikan perhatian besar dalam masalah ini. Kekerasan, secara fisik atau non
fisik, kepada anak-anak sangat dilarang. Sebaliknya, orang dewasa terlebih
orangtua harus bisa menjaga, melindungi serta mengayomi buah hatinya.
Islam mengajarkan
agar orangtua menjadi contoh dan teladan terbaik bagi anak-anaknya. Orangtua
juga wajib menanamkan nilai-nilai agama kepada anak sehingga menjadi pribadi
bertakwa.
Rasulullah SAW telah
memberikan teladan tentang kasih sayang kepada anak-anak. Bahkan, Nabi akhir
zaman itu dijuluki sebagai bapak para anak yatim.
Banyak kisah yang
menggambarkan besarnya kecintaan beliau kepada anak-anak. Suatu hari,
Rasulullah harus memendekkan bacaan shalatnya ketika mendengar anak menangis.
Nabi SAW juga pernah mengangkat anak yang jatuh di dekatnya ketika sedang
khotbah.
Rasulullah pun
selalu menghibur dan menggembirakan hati anak-anak. Bila datang seseorang
membawa bingkisan berupa buah-buahan, maka yang pertama diberinya adalah
anak-anak kecil yang kebetulan ada di majelis itu.
Jabir bin Samurah,
sahabat Nabi Muhammad SAW, mengatakan bahwa Rasulullah suka mengusap kepala
anak-anak. Suatu ketika, dirinya pernah shalat bersama Rasulullah pada shalat
Dhuhur.
Seusai shalat,
Rasulullah keluar ke tempat keluarganya, dia pun keluar bersama Rasulullah.
Rasulullah tampak menciumi anak-anaknya dan mengusap kedua pipi mereka satu
persatu.
Menyayangi anak
adalah perintah agama, karena Islam banyak mengajarkan kasih sayang kepada
siapapun. Rasulullah SAW telah mencontohkan bagaimana cara menyayangi anak,
seperti menciumnya, lemah lembut, belas kasihan, menahan marah dan memaafkan
anak-anak.
Allah akan mencabut
sifat belas kasih apabila orangtua tidak menyayangi anak. Dengan demikian,
orangtua harus menyayangi anak, agar tumbuh rasa kasih sayang itu pada diri
anaknya pula. Allah mencintai kelembutan serta membenci kekerasan.
Rasulullah SAW
bersabda, "Tiada kuasa aku (menolong kamu) jika Allah telah mencabut sifat
belas kasih dari hatimu." (HR Bukhari)
Islam menekankan
agar umat saling berkasih sayang, kepada diri sendiri, suami atau istri,
anak-anaknya, orangtua, dan sesama. Kasih sayang juga ditujukan kepada makhluk
ciptaan Allah SWT.
Saling menyayangi
antara orangtua dengan anaknya adalah agar mereka menjadi generasi sholeh dan
sholehah. Begitu halnya anak-anak hendaknya menyayangi orangtuanya, sehingga
terwujud keluarga sakinah, mawadah warrahmah, dan selalu diliputi kebahagiaan.
Bagaimana
menumbuhkan sifat kasih sayang? Allah SWT memiliki sifat rahman dan rahim.
Bahkan, Nabi Muhammad SAW diutus untuk menyebarkan rahmat (kasih sayang) dan
ajaran Islam dengan rahmat pula.
Sifat rahmat ada di
dalam hati. Bila ia berkembang dengan subur maka anggota seluruh anggota badan
akan menunjukkan sikap terpuji. Bagaimana menyuburkan sifat rahmah dalam diri?
Bacalah Alquran, karena ia menghidupkan hati.
Bila tuntunan ini
dihayati, kekerasan pada anak tentu tidak akan terjadi. Setiap orangtua wajib
memberikan rasa cinta yang tulus pada anak-anaknya, dan insya Allah mereka akan
selalu teringat dengan kasih sayang yang diterimanya itu.
Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya