NYAMUK jantan tanpa sperma mungkin merupakan salah satu solusi untuk mengendalikan penyebaran malaria, menurut penelitian. Studi menemukan nyamuk Anopheles betina tidak mengetahui apakah nyamuk jantan yang mereka kawini subur atau tidak.
Nyamuk betina pasangan hanya kawin satu kali seumur hidup sebelum bertelur. Setelah kawin dengan nyamuk jantan yang tidak subur, 'telur kosong' tidak akan menetas dan menyebarkan malaria.
Peneliti utama Dr Flaminia Catteruccia dari Imperial College London, mengatakan, "Dalam melawan malaria, kami berharap mampu mengendalikan vektor genetik nyamuk dan menjadikannya senjata melawan penyakit."
"Agar ini strategi yang secara teori ini bisa bekerja, kita perlu memastikan bahwa serangga harus kawin seperti biasa tanpa menyadari bahwa kita telah mengganggu mekanisme seksual mereka. Studi ini sangat menunjukkan bahwa nyamuk betina tidak dapat membedakan antara jantan yang subur dan yang tidak," jelasnya seperti dikutip dari Associated Press, Selasa (9/8).
Sebelumnya, peneliti mengira bahwa nyamuk betina dapat mengenali jantan yang subur, tapi hasil penelitian malah menunjukkan tidak. Para ilmuwan juga terkejut menemukan bahwa setelah kawin dengan jantan yang mandul, nyamuk betina juga tidak berusaha mencari jantan lainnya yang subur.
Kini sebanyak 100 nyamuk jantan tanpa sperma telah dihasilkan dengan menyuntikkan telur nyamuk dengan protein yang menganggu perkembangan seksual pria. Yang penting, meskipun nyamuk jantan tidak dapat menghasilkan sperma, mereka mempertahankan kemampuan untuk kawin.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal National Academy of Scientists ini berfokus pada spesies nyamuk Anopheles gambiae yang bertanggung jawab atas penyebaran malaria di Afrika.
0 comments:
Post a Comment