Pemberian penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada SItrinya, Ani Yudhoyono dianggap sebagai cara menaikan popularitas sebagai calon presiden pada 2014. Namun, anggapan itu dinilai keliru oleh Pengamat Politik Universitas Indonesia, Andrinof Chaniago.
Menurut Andrinof, pemberian penghargaan itu malah membuat rasa simpatik mayarakat terhadap Ani turun.
"Kalaupun ada nilai politis nilainya rendah tidak bisa jadi modal, malah kontra produktif. Malah kesannya dipaksakan," kata Andrinof saat berbincang denganokezone, Jumat (13/8/2011).
Pemberian penghargaan terhdap orang dekat tak ubahnya seperti zaman orde baru. Dasar pemberian tanda jasa yang tidak cukup kuat alasannya itu tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat.
"Sebaiknya pemebrian penghargaan dilakukan secara objektif dan jelas alasannya. Kalau seperti itu sama aja meneruskan yang kita kritik," tambahnya.
Seperti diberitakan, SBY memberikan penghargaan Bintang Republik Indonesia Adipradana kepada sejumlah tokoh yakni, Istrinya Ani, Shinta Nurriya Abdurrahman Wahid, Taufiq Kiemas, dan Yang Dipertuan Agung Malaysia Al-Wathiqu Billah Tuanku Mizan Zainal Abidin.
Usai menerima penghargan itu, Ani mengaku sangat berbahagia atas penyematan gelar dan tanda jasa kehormatan tersebut.Apalagi yang menyematkan adalah suaminya sendiri. “Tentu saja bahagia, bersyukur, campur aduk jadi satu,” imbuhnya.
Ani menegaskan dirinya konsisten dengan program bersama (solidaristas istri kabinet Indonesia bersatu (SIKIB) yaitu program bersama menuju Indonesia sejahtera melalui Indonesia pintar, Indonesia peduli, Indonesia hijau, tentang lingkungan, Indonesia sehat tentang kesehatan dan Indonesia kreatif.
“Saya ingin agar kreatifitas itu terus digali terutama pada kaum perempuan sehingga mereka bisa mendapatkan income dari kreatifitas itu,” tukasnya.
sumber : okezone.com
0 comments:
Post a Comment