Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah secara resmi telah menetapkan 1 Ramadhan 1433 H jatuh pada Jumat
Kliwon, 20 Juli 2012.
Selain itu, melalui hisab hakiki wujudul hilal, Muhammadiyah juga menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1433 H jatuh pada Ahad Kliwon, 19 Agustus 2012.
Penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 1433 H itu secara resmi telah disahkan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor: 01/MLM/I.0/E/2012.
Selain itu, melalui hisab hakiki wujudul hilal, Muhammadiyah juga menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1433 H jatuh pada Ahad Kliwon, 19 Agustus 2012.
Penetapan 1 Ramadhan dan 1 Syawal 1433 H itu secara resmi telah disahkan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor: 01/MLM/I.0/E/2012.
''Ijtimak jelang
Ramadhan 1433 H terjadi pada hari Kamis Wage, 19 Juli 2012 M pukul 11:25:24
WIB,'' ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin.
Sedangkan, Ijtimak
jelang Syawwal 1433 H terjadi pada hari Jumat Pon, 17 Agustus 2012 M pukul
22:55:50 WIB.
Dalam maklumat
tersebut, Din mengungkapkan, mengenai kemungkinan adanya perbedaan
penetapan tanggal 1 Ramadhan 1433 H antara yang ditetapkan oleh Muhammadiyah
dengan pihak lain, seperti dengan Ormas Islam lainnya.
''Maka kepada segenap warga Muhammadiyah diimbau untuk tetap berpegang teguh kepada hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,'' ungkap Din.
PP Muhammadiyah juga menyeru agar warga persyarikatan dapat memahami, menghargai, dan menghormati adanya perbedaan tersebut serta menjunjung tinggi keutuhan, kemaslahatan, ukhuwah dan toleransi sesuai dengan keyakinan masing-masing, disertai kearifan dan kedewasaan serta menjauhkan diri dari sikap yang mengarah pada hal-hal yang dapat merusak nilai ibadah itu sendiri.
''Maka kepada segenap warga Muhammadiyah diimbau untuk tetap berpegang teguh kepada hasil hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah,'' ungkap Din.
PP Muhammadiyah juga menyeru agar warga persyarikatan dapat memahami, menghargai, dan menghormati adanya perbedaan tersebut serta menjunjung tinggi keutuhan, kemaslahatan, ukhuwah dan toleransi sesuai dengan keyakinan masing-masing, disertai kearifan dan kedewasaan serta menjauhkan diri dari sikap yang mengarah pada hal-hal yang dapat merusak nilai ibadah itu sendiri.
0 comments:
Post a Comment