Yusuf Blog News :

Komputer Menggantikan Posisi Anjing

Written By INSPIRASI on Friday, July 29, 2011 | 6:13 PM

Anjing dikenal sebagai sahabat manusia. Tapi, itu dulu. Sebuah survei terbaru membuktikan kini anjing bukan lagi teman baik manusia. Posisinya digantikan oleh komputer. 

Survei ini dilakukan majalahComputeractive bersama Royal Society For The Protection of Cruelty of Animals. Terungkap, hanya enam persen yang masih mengandalkan anjingnya ketimbang komputernya. 

Sementara sebanyak 67 persen responden lebih memilih menghabiskan waktu bersama komputernya daripada bersama anjingnya. "Sekarang, kan, komputer juga diajak jalan-jalan. Lihat saja orang menenteng laptop dan tablet," kata Paul Allen, pemimpin redaksi Computeractive

Survei ini melibatkan 2000 orang Inggris. Para responden tersebut ditanya soal penggunaan teknologi di rumah mereka. Hasilnya juga mengungkapkan bahwa pria yang memiliki anjing ternyata juga lebih suka komputernya daripada anjingnya, sementara responden perempuan berpikir sebaliknya. 

Nah, yang lebih mengejutkan, sebanyak 71 persen pemilik anjing yang berusia 18-24 tahun juga lebih senang bersama komputer ketimbang anjingnya. Bagaimana dengan Anda, lebih banyak menghabiskan waktu dengan anjing atau komputer? 


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Gajah Tak Pernah Lupa Kawan Lama

Gajah ternyata memiliki perilaku mirip manusia. Mereka sangat suka berteman dan berkelompok. Bahkan, gajah Asia pintar membuat jejaring pertemanan. Hebatnya, mereka tak pernah melupakan kawan lama. 

Perilaku unik ini terungkap lewat sebuah penelitian yang dilakukan Dr. Shermin de Silva dari University of Pennsylvania. "Meski rata-rata suka berteman, ada gajah yang memilih setia dengan beberapa teman saja," kata Silva seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu, 27 Juli 2011. 

Menurut Silva, gajah bisa menemukan temannya meski terpisah oleh jarak yang jauh. Mereka bisa memanggil temannya atau menemukan kawan lamanya lewat aroma tubuh. "Karena itu, meski sudah lama tak bertemu, ketika bertemu kawan lama mereka bisa akrab lagi," ujarnya. 

Silva menjelaskan penelitian yang dia lakukan melibatkan 100 gajah betina Asia. Gajah itu hidup di Taman Nasional Uda Walawe di Sri Lanka. Silva meneliti perilaku mereka selama 20 bulan. Gajah Asia memiliki tubuh lebih kecil dibandingkan gajah Afrika. Selain tubuh, kuping mereka juga lebih kecil ketimbang gajah Afrika. 

Penelitian ini menguatkan penelitian sebelumnya yang menyebutkan gajah hidup dalam kelompok-kelompok kecil. Biasanya gajah-gajah yang berkelompok adalah gajah betina, sedangkan si jantan memilih independen dan tak bergabung dalam kelompok manapun. 


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Membedah Perilaku Berinternet Orang Indonesia


Kegiatan apa saja yang Anda lakukan ketika mengakses Internet? Berdasarkan studi Yahoo! Net Index 2011, kegiatan yang paling banyak dilakukan orang Indonesia ketika mengakses Internet adalah berselancar di jejaring sosial.
"Angkanya meningkat drastis dibandingkan dua tahun lalu," kata Deputy Managing Director TNS Indonesia Suresh Subramanian di Jakarta, Selasa lalu. Temuan itu diperoleh dalam penelitian yang dilakukan terhadap 2.770 responden di sejumlah kota besar di Tanah Air, seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi, Depok, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar dari Januari sampai Maret tahun ini.
Sebanyak 89 persen dari jumlah responden tersebut menyatakan aktivitas online yang paling sering dilakukan adalah mengakses layanansocial networking, seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn. Tak mengherankan jika Indonesia menduduki peringkat kedua sebagai pengguna Facebook terbanyak di dunia dan di posisi ketiga untuk layanan situsmikroblogging Twitter. Padahal dalam survei serupa yang dilakukan pada 2009 dan 2010 menunjukkan, minat pengguna Internet terhadap jejaring sosial baru 58-77 persen.
Tingginya pengguna media sosial di Indonesia, menurut Suresh, lantaran semakin mudah orang mengakses Internet, baik melalui komputer pribadi maupun ponsel. Namun di balik kemudahan akses Internet, kata Suresh, ada faktor budaya yang menyebabkan gelombang pengguna jejaring sosial di Indonesia langsung membeludak. "Budaya atau sikap pemalu membuat mereka tak perlu bertatap muka, sehingga lebih nyaman mengungkapkan pikirannya melalui media sosial," katanya.


Suresh memperkirakan tingginya animo masyarakat terhadap jejaring sosial belum akan mereda sampai beberapa tahun ke depan. "Social media sulit terbendung karena pada dasarnya setiap orang ingin dan senang berbagi,” katanya. Namun Suresh percaya suatu saat nanti jumlah pengguna layanan ini akan stabil.


Selain menyambangi media sosial, kegiatan berikutnya yang paling sering dilakukan adalah menggunakan mesin pencari, layanan pesan instan, e-mail, dan membaca berita. Suresh mengatakan seiring dengan banyaknya pengguna jejaring sosial, terjadi perubahan dalam memilih dan berbagi dengan teman online. "Mereka semakin selektif," ujarnya. Tak seperti dulu, ketika pengguna memampangkan identitas dirinya, seperti nama lengkap, alamat rumah, e-mail, dan nomor yang dapat dihubungi, kini mereka hanya memunculkan sedikit informasi tentang dirinya.
Dari survei ini juga ditemukan bahwa masyarakat semakin terbuka terhadap layanan jual-beli online atau e-commerce. "Tapi mereka belum percaya dengan model pembayaran online," kata Suresh. Kebanyakan penilik situs komersial hanya melakukan riset produk, perbandingan harga, dan mengkonfirmasi pembelian. Apabila ada produk yang cocok, mereka kemudian membayarnya melalui transfer bank atau tunai.


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Fatwa Qardhawi: Hukum Laki-Laki Memandang Wanita

Allah menciptakan seluruh makhluk hidup berpasang-pasangan, bahkan menciptakan alam semesta ini pun berpasang-pasangan. Sebagaimana firman-Nya: "Maha Suci Allah yang telah menciptakan pasang-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (QS Yasin: 36)
 
"Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah." (QS Adz-Dzaariyat: 49)
 
Berdasarkan sunnah kauniyah (ketetapan Allah) yang umum ini, manusia diciptakan berpasang-pasangan, terdiri dari jenis laki-laki dan perempuan, sehingga kehidupan manusia dapat berlangsung dan berkembang. Begitu pula dijadikan daya tarik antara satu jenis dengan jenis lain, sebagai fitrah Allah untuk manusia.
 
Setelah menciptakan Adam, Allah menciptakan (dari dan untuk Adam) seorang istri supaya ia merasa tenang hidup dengannya, begitu pula si istri merasa tenang hidup bersamanya. Sebab secara hukum fitrah, tidak mungkin ia (Adam) dapat merasa bahagia jika hanya seorang  diri, walaupun dalam surga ia dapat makan minum secara leluasa.
 
Seperti telah saya singgung di muka bahwa taklif ilahi (tugas dari Allah) yang pertama adalah ditujukan kepada kedua orang ini sekaligus secara bersama-sama, yakni Adam dan istrinya: "... Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." (QS Al-Baqarah: 35)
 
Karena itu, tidaklah dapat dibayangkan seorang laki-laki akan hidup sendirian, jauh dari perempuan, tidak melihat perempuan dan perempuan tidak melihatnya, kecuali jika sudah keluar dari keseimbangan fitrah dan menjauhi kehidupan—sebagaimana cara hidup kependetaan yang dibikin-bikin kaum Nasrani.  

Tidak dapat dibayangkan bagaimana wanita akan hidup sendirian dengan menjauhi laki-laki. Bukankah kehidupan itu dapat tegak dengan adanya tolong-menolong dan bantu-membantu antara kedua jenis manusia ini dalam urusan-urusan dunia dan akhirat?
 
"Dan orang-orang yang beriman, laki-laki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain..." (QS At-Taubah: 71)
 
Hakikat lain yang wajib diingat di sini—berkenaan dengan kebutuhan timbal balik antara laki-laki dengan perempuan—bahwa Allah SWT telah menanamkan dalam fitrah masing-masing dari kedua jenis manusia ini rasa ketertarikan terhadap lawan jenisnya dan kecenderungan syahwati yang instinktif. Dengan adanya fitrah ketertarikan ini, terjadilah pertemuan (perkawinan) dan reproduksi, sehingga terpeliharalah kelangsungan hidup manusia dan planet bumi ini.
 

Dalam kaitan ini, baiklah kita bahas antara hukum memandang laki-laki terhadap  perempuan. Kami menguatkan pendapat  jumhur  ulama yang menafsirkan firman Allah: "...Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang (biasa) tampak daripadanya..." (QS An-Nur: 31 )
 
Menurut jumhur ulama, perhiasan yang biasa tampak itu ialah "wajah dan telapak tangan." Dengan demikian, wanita boleh menampakkan wajahnya dan kedua telapak  tangannya, bahkan (menurut pendapat Abu Hanifah dan Al-Muzni) kedua kakinya.
 
Apabila wanita boleh menampakkan bagian tubuhnya ini (muka dan tangan/kakinya), maka bolehkah laki-laki  melihat kepadanya ataukah tidak?
 
Pandangan pertama (secara tiba-tiba) adalah tidak dapat dihindari sehingga dapat dihukumi sebagai darurat. Adapun pandangan berikutnya (kedua) diperselisihkan hukumnya oleh para ulama.
 
Yang dilarang dengan tidak ada keraguan lagi ialah melihat dengan menikmati (taladzdzudz) dan bersyahwat, karena ini merupakan pintu bahaya dan penyulut api. Oleh sebab itu, ada ungkapan, "memandang merupakan pengantar perzinaan". 

Dan bagus sekali apa yang dikatakan oleh Syauki ihwal memandang yang dilarang ini, "Memandang (berpandangan) lalu tersenyum, lantas mengucapkan salam, lalu bercakap-cakap, kemudian berjanji, akhirnya bertemu."
 
Adapun melihat perhiasan (bagian  tubuh) yang tidak biasa tampak, seperti rambut, leher, punggung, betis, lengan (bahu), dan sebagainya, tidak diperbolehkan bagi selain mahram, menurut ijma. Ada dua kaidah yang menjadi acuan masalah ini beserta masalah-masalah yang berhubungan dengannya.
 
Pertama, bahwa sesuatu yang dilarang itu diperbolehkan ketika darurat atau ketika dalam kondisi membutuhkan, seperti kebutuhan berobat, melahirkan, dan   sebagainya. Demikian pula pembuktian tindak pidana, dan lain-lainnya yang diperlukan dan menjadi keharusan, baik untuk perseorangan maupun masyarakat.
 
Kedua, bahwa apa yang diperbolehkan itu menjadi terlarang apabila dikhawatirkan terjadinya fitnah, baik kekhawatiran itu terhadap laki-laki maupun perempuan. Dan hal ini apabila terdapat petunjuk petunjuk yang jelas, tidak sekadar perasaan dan  khayalan  sebagian orang-orang yang takut dan ragu-ragu terhadap setiap orang dan setiap persoalan.
 
Oleh karena itu, Nabi SAW pernah memalingkan muka anak pamannya yang bernama Fadhl bin Abbas, agar tidak melihat wanita Khats'amiyah pada waktu haji, ketika beliau melihat Fadhl berlama-lama memandang wanita itu. Dalam suatu riwayat disebutkan bahwa Fadhl bertanya kepada  Rasulullah SAW, "Mengapa engkau palingkan muka anak pamanmu?" 

Beliau menjawab, "Aku melihat seorang pemuda dan seorang pemudi, maka aku  tidak merasa aman akan gangguan setan terhadap mereka."
 
Kekhawatiran akan terjadinya fitnah itu kembali kepada hati nurani si Muslim, yang wajib mendengar dan menerima fatwa, baik dari hati nuraninya sendiri maupun orang lain. Artinya, fitnah itu tidak dikhawatirkan terjadi jika hati dalam kondisi sehat, tidak dikotori syahwat, tidak dirusak syubhat (kesamaran), dan tidak menjadi sarang pikiran-pikiran yang menyimpang.
 
Jadi, memandang itu hukumnya boleh dengan syarat jika tidak dibarengi dengan  upaya "menikmati" dan bersyahwat. Jika dengan menikmati dan bersyahwat, maka hukumnya haram. Karena itu, Allah menyuruh kaum mukminah menundukkan sebagian pandangannya sebagaimana Dia menyuruh laki-laki menundukkan sebagian pandangannya. 

Allah SWT berfirman: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pendangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya." (QS An-Nur: 30-31)
Sumber: Fatwa-Fatwa Kontemporer


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Fatwa Qardhawi: Hukum Wanita Memandang Laki-Laki

Di antara hal yang telah disepakati ialah bahwa melihat kepada aurat itu hukumnya haram, baik dengan syahwat maupun tidak, kecuali jika hal itu terjadi secara tiba-tiba,  tanpa sengaja. 

Sebagaimana diriwayatkan dalam hadits sahih dari Jarir bin Abdullah, ia berkata, "Saya bertanya kepada Nabi SAW tentang memandang (aurat orang lain) secara tiba-tiba (tidak disengaja). Lalu beliau bersabda, 'Palingkanlah pandanganmu." (HR Muslim)

Lantas, apakah aurat laki-laki itu? Bagian mana saja yang disebut aurat laki-laki? Kemaluan adalah aurat mughalladzah (besar/berat) yang telah disepakati akan keharaman membukanya di hadapan orang lain dan haram pula melihatnya, kecuali dalam kondisi darurat seperti berobat dan sebagainya. Bahkan kalau aurat ini ditutup dengan pakaian tetapi tipis atau menampakkan bentuknya, maka ia juga terlarang menurut syara'.

Mayoritas fuqaha berpendapat bahwa paha laki-laki termasuk aurat, dan aurat laki-laki ialah antara pusar dengan lutut. Mereka mengemukakan beberapa dalil dengan hadits-hadits yang tidak lepas dari cacat. Sebagian mereka menghasankannya dan sebagian lagi mengesahkannya karena banyak jalannya, walaupun masing-masing hadits itu tidak dapat dijadikan hujjah untuk menetapkan suatu hukum syara'.

Sebagian fuqaha lagi berpendapat bahwa paha laki-laki itu bukan aurat, dengan berdalilkan hadits Anas bahwa Rasulullah SAW pernah membuka pahanya dalam beberapa kesempatan. Pendapat ini didukung oleh Muhammad Ibnu Hazm.

Menurut mazhab Maliki sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab mereka bahwa aurat mughalladzah laki-laki ialah qubul (kemaluan) dan dubur saja, dan aurat ini bila dibuka dengan sengaja membatalkan shalat.

Dalam hal ini terdapat rukhshah (keringanan) bagi para olahragawan dan sebagainya yang biasa mengenakan celana pendek, termasuk bagi penontonnya, begitu juga bagi para pandu (pramuka) dan pecinta alam. Meskipun demikian, kaum Muslimin berkewajiban menunjukkan kepada peraturan internasional tentang ciri khas kostum umat Islam dan apa yang dituntut oleh nilai-nilai agama semampu mungkin.
 Perlu diingat bahwa aurat laki-laki itu haram dilihat, baik oleh perempuan maupun sesama laki-laki. Ini merupakan masalah yang sangat jelas. Adapun terhadap bagian tubuh yang tidak termasuk aurat laki-laki, seperti  wajah, rambut, lengan, bahu, betis, dan sebagainya, menurut pendapat yang sahih boleh dilihat, selama tidak disertai syahwat atau dikhawatirkan terjadinya fitnah. Ini merupakan pendapat jumhur fuqaha umat, dan ini diperlihatkan oleh praktek kaum muslim sejak zaman Nabi dan generasi sesudahnya, juga diperkuat oleh beberapa hadits sharih (jelas) dan tidak bisa dicela.Adapun masalah wanita melihat laki-laki, maka dalam hal ini terdapat dua riwayat. Pertama, ia boleh melihat laki-laki asal tidak pada auratnya. Kedua, ia tidak boleh melihat laki-laki melainkan hanya bagian tubuh yang laki-laki boleh melihatnya. Pendapat ini yang dipilih oleh Abu Bakar dan merupakan salah satu pendapat di antara dua pendapat Imam Syafi'i.
 
Hal ini didasarkan pada riwayat Az-Zuhri dari Ummu Salamah, yang berkata, "Aku  pernah duduk di sebelah Nabi SAW, tiba-tiba Ibnu Ummi Maktum meminta izin masuk. Kemudian Nabi saw bersabda, 'Berhijablah kamu daripadanya. 'Aku berkata, wahai Rasulullah, dia itu tuna netra.' Beliau menjawab dengan nada bertanya, 'Apakah  kamu berdua (Ummu Salamah dan Maimunah) juga buta dan tidak melihatnya?" (HR Abu Daud dan lain-lain)
 
Larangan bagi wanita untuk melihat aurat laki-laki didasarkan pada hipotesis bahwa Allah menyuruh wanita menundukkan pandangannya sebagaimana Dia menyuruh laki-laki berbuat begitu. Juga didasarkan pada hipotesis bahwa wanita itu adalah salah satu dari dua jenis anak Adam (manusia), sehingga mereka haram melihat (aurat) lawan jenisnya. Haramnya bagi wanita ini dikiaskan pada laki-laki (yang diharamkan melihat kepada lawan jenisnya).
 
Alasan utama diharamkannya melihat itu karena dikhawatirkan terjadinya fitnah. Bahkan kekhawatiran ini pada wanita lebih besar lagi, sebab wanita itu lebih besar syahwatnya dan lebih sedikit (pertimbangan) akalnya.
 
Nabi SAW bersabda kepada Fatimah binti Qais, "Beriddahlah engkau di rumah Ibnu Ummi Maktum, karena dia seorang tuna netra, engkau dapat melepas pakaianmu sedangkan dia tidak melihatmu." (Muttafaq alaih)
 
Aisyah berkata, "Adalah Rasulullah SAW melindungiku dengan selendangnya ketika aku melihat orang-orang Habsyi sedang bernain-main (olahraga) dalam masjid." (Muttafaq alaih)
 
Dalam riwayat lain disebutkan, pada waktu Rasulullah SAW selesai berkhutbah shalat Id, beliau menuju kepada kaum wanita dengan disertai Bilal untuk memberi peringatan kepada mereka, lalu beliau menyuruh mereka bersedekah.
 
Seandainya wanita dilarang melihat laki-laki, niscaya laki-laki juga diwajibkan berhijab sebagaimana wanita diwajibkan berhijab, supaya mereka tidak dapat melihat laki-laki.
 
Jadi, memandang itu hukumnya boleh dengan syarat jika tidak dibarengi dengan upaya "menikmati" dan bersyahwat. Jika dengan menikmati dan bersyahwat, maka hukumnya haram. Oleh sebab itu, Allah menyuruh kaum mukminah menundukkan sebagian pandangannya sebagaimana Dia menyuruh laki-laki menundukkan sebagian pandangannya. 

Firman Allah: "Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya." (QS An-Nur: 30-31)
 
Memang benar bahwa wanita dapat membangkitkan syahwat laki-laki lebih banyak daripada laki-laki membangkitkan syahwat wanita, dan memang benar bahwa wanita lebih banyak menarik laki-laki, serta wanitalah yang biasanya dicari laki-laki. Namun semua ini tidak menutup kemungkinan bahwa di antara laki-laki ada yang menarik pandangan dan hati wanita karena kegagahan, ketampanan, keperkasaan, dan kelelakiannya, atau karena faktor-faktor lain yang menarik pandangan dan hati perempuan.
 
Al-Qur'an telah menceritakan kepada kita kisah istri pembesar Mesir dengan pemuda pembantunya, Yusuf, yang telah membuatnya dimabuk cinta. Lihatlah, bagaimana wanita itu mengejar-ngejar Yusuf, dan bukan sebaliknya, serta bagaimana dia menggoda Yusuf untuk menundukkannya seraya berkata, "Marilah ke sini." Yusuf berkata, "Aku berlindung kepada Allah." (QS An-Nur: 23)
 
Apabila seorang wanita melihat laki-laki lantas timbul hasrat kewanitaannya, hendaklah ia menundukkan pandangannya. Janganlah ia terus memandangnya, demi  menjauhi timbulnya fitnah, dan bahaya itu akan bertambah besar lagi bila si laki-laki juga memandangnya dengan rasa cinta dan syahwat. 
 
Akhirnya, untuk mendapat keselamatan, lebih baik kita menjauhi tempat-tempat dan hal-hal yang mendatangkan keburukan dan bahaya. Kita memohon kepada Allah  keselamatan dalam urusan agama dan dunia. Amin.


Sumber: Fatwa-Fatwa Kontemporer


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Cukuplah Hanya Musailamah yang Permalukan Diri Sendiri

Musailamah termasuk salah seorang yang mendakwakan dirinya 'nabi', setelah wafatnya Rasululah SAW. Berbagai upaya ia lakukan guna menarik perhatian dalam menggalang dukungan dari masyarakat. Laki- laki yang 'kebelinger' ini tampaknya memang telah mempersiapkan diri secara matang. Karya sastra yang disusun Musailamah diketengahkannya sebagai tandingan ayat-ayat Alquran. Maksudnya, agar orang percaya, kalau dia pun mendapat wahyu, sebagaimana halnya Rasulullah SAW.

Sayang, syair-syair kreasinya dinilai jauh di bawah standar sastra Arab. Sama sekali tak ada nilainya dibandingkan dengan keindahan sastra ayat Alquran. Apalagi kalau disimak materinya yang menyangkut reproduksi dan kehidupan katak. Dinilai terlalu mengada-ada, hingga jadi tertawaan dan ejekan masyarakat. Meskipun demikian, Musailamah tidak patah arang. Lelaki yang ambisius ini begitu percaya diri.

Gagal memperoleh pengakuan, membuat Musailamah semakin penasaran. Dengan arogan, ia mengemukakan tantangan terhadap kehebatan Muhammad SAW, sebagai Rasul Allah. Dikatakan kepadanya, bahwa dengan izin Allah, Rasulullah SAW pernah menyembuhkan penderita yang matanya buta sebelah. Alih-alih menyerah, Musailamah malah minta didatangkan penderita dengan kasus yang sama.

Dengan disaksikan orang banyak, Musailamah mulai mendemonstrasikan metode pengobatannya. Mulutnya komat-kamit layaknya orang sedang berdoa. Tak ada yang tahu, mantera apa yang dilafazkannya. Sejenak kemudian, Musailamah mengusapkan telapak tangannya ke mata si penderita. Apa yang terjadi? Ternyata, olesan telapak tangan Musailamah menyebabkan si penderita mengalami buta total. Sebelum berobat salah satu matanya masih berfungsi secara normal. Di tangan Musailamah, kedua mata pasien itu serentak buta.

Lagi-lagi Musailamah mengalami kegagalan. Namun, kali ini kegagalan terjadi di depan khalayak. Ia dipermalukan secara terbuka. Dalam terminologi agama, apa yang dialami Musailamah tersebut, dikenal dengan khizlanah. Kebohongan publik ini kemudian mengantarkan Musailamah ke "penobatan" dirinya sebagai al-Kazzab (si Pembohong). Musailamah al-Kazzab gelar dilekatkan pada diri sosok nabi palsu ini sepanjang sejarah.

Karena itu, orang yang membuat dirinya dipermalukan di depan khalayak akibat perbuatannya sendiri, itulah yang disebut dengan khizlanah. Di negara kita, banyak orang yang bisa disebut dengan khizlanah. Seperti, mereka yang melakukan korupsi lalu fotonya dipajang di mana-mana di media massa. Kemudian, ada orang yang terhormat berselingkuh atau terlibat aksi pornografi. Artis ataupun aktor yang melakukan hal serupa sehingga namanya semakin terkenal karena perbuatan buruknya. Pejabat yang hanya obral janji, juga bisa disebut dengan khizlanah.

Allah SWT mewanti- wanti kita selaku hamba-Nya, agar tidak alpa menyebut asma-Nya di setiap aktivitas dalam kehidupan. Baik sebagai individu, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara. "Dan, jangan sekali- kali kamu menyatakan terhadap sesuatu,  'Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu besok pagi, kecuali (dengan menyebut) insya Allah'." (QS [18]: 23-24). Wallahu a'lam.

Diterbitkan di Republika Cetak dengan judul Khizlanah


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

5 Selebritas yang Dianggap Payah Dalam Bercinta

Hollywood yang blak-blakan mengenai kehidupan bercintanya. Yang mereka keluhkan adalah pasangan mereka tidak ahli dalam bercinta.

Rabu, 27 Juli 2011, situs The Frisky membeberkan 5 nama artis yang disebut-sebut payah dalam bercinta oleh pasangannya masing-masing.

1. Hugh Hefner
Mantan tunangannya, Crystal Harris baru saja membongkar aib bos majalah Playboy itu. Ia menyatakan bahwa Hefner payah dalam seks. Ia hanya sanggup betahan selama 2 detik. "Kami hanya melakukannya sekali, itu pun saya tidak terangsang olehnya," kata Harris.

2. Jesse James
Mantan suami Sandra Bullock ini kepergok seringkali berselingkuh. Salah satunya adalah dengan Brigitte Daguerre. Ia berkata, "James adalah pria yang sangat egois kala bercinta. Ia hanya memikirkan dirinya sendiri." Daguerre melanjutkan, ada sisi positifnya bagi Bullock bercerai dengan James. Dengan begitu ia terlepas dari siksaan seks yang buruk.

3. Colin Farrel
Mantan kekasihnya, Woody Allen meenyebutkan sebagai pasangan yang payah. "Sekali, dua kali, tiga kali, hingga seringkali saya berpura-pura orgasme. Semua itu dilakukan demi menyennagkannya dan menjaga harga dirinya," katanya. Allen menambahkan, saat sudah mendapatkan apa yang diinginkan, 10 detik kemudian, Farrel akan langsung tidur lelap. "Hal itu benar-benar mengejutkan!"

4. Nick Lachey
Jessica Simpson sungguh terkejut dengan kehidupan seks yang ia jalani dengan NIck Lachey, mantan suaminya. Apa yang ia rasakan jauh dari bayangan. "Ukurannya yang kecil terkadang menjadi masalah. Saat kali pertama bercinta, saya sama sekali tidak merasa puas," katanya.

5. Maria Sharapova
Vokalis band Marron 5 Adam Levine dikabarkan pernah berhubungan dengan petenis MariaSharapova. Ia pernah mengungkapkan kekecewaannya akan aktivitas seksual Maria, "Saya pikir dia tipe yang akan berteriak kencang saat bercinta. Ternyata tidak. Ia seperti kodok mati yang sedang berbaring. Bahkan ia akan menjadi marah saat saya mulai bersuara. Katanya itu mengganggu konsentrasinya."


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

7 Pernyataan Kontroversial Marzuki Alie

Marzuki Alie, sang tokoh Partai Demokrat, selalu kaya akan bahan untuk memproduksi pernyataan kontroversial. Spektrum materinya pun cukup luas, yakni dari urusan TKI sampai "peringatan Tuhan". Meski kerap banyak pihak merasa dilecehkan, dia terus membuat pernyataan menggegerkan.

1. Mengomentari nelayan yang menjadi korban tsunami di Mentawai, Sumatera Barat, 27 Oktober 2010.
"Ada pepatah, kalau takut ombak, jangan tinggal di pantai."

2. Mengomentari sejumlah kasus yang menimpa TKW di luar negeri, 26 Februari 2011.
"PRT TKW itu membuat citra buruk, sebaiknya tidak kita kirim karena memalukan."

3. Menanggapi kritik tentang anggota DPR yang membawa istri saat kunjungan kerja, 17 Februari 2011.
"Laki-laki sifatnya macam-macam. Ya, perlu diurus untuk minum obat, (atau) pingin hubungan dengan istrinya rutin. Itu terserah. Sepanjang tidak menggunakan uang negara."

4. Mengomentari rencana pembangunan gedung baru di kompleks MPR/DPR, Senayan,9 Mei 2011.
"DPR ini bukan ngurusin gedung, tapi rakyat. Kalau Saudara-Saudara tanya soal gedung terus, DPR tak ada lagi, ngurusin gedung saja."

5. Menanggapi hama ulat bulu di Pulau Jawa, 13 April 2011.
"Saya dengar, (serangan hama) ulat bulu sampai ke Jakarta. Itu peringatan Tuhan."

6. Soal kasus korupsi yang begitu banyak di Indonesia, 29 Juli 2011.
"Jadi, kita maafkan semuanya. Capek kita ngurusin masa lalu terus."

7. Soal dugaan beberapa petinggi KPK terlibat korupsi, 29 Juli 2011. 
"Kalau tudingan Nazaruddin terbukti, sebaiknya KPK bedol desa atau lembaganya dibubarkan saja."


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Hasutan Sang Munafik

Berita tentang Bani Mushtaliq—yang merupakan bagian dari Khuza'ah—yang telah mengadakan permufakatan di perkampungan mereka di dekat Makkah, telah sampai pula kepada Rasulullah. Mereka sedang mengerahkan segala potensi untuk membunuh Rasulullah dengan dipimpin oleh komandan mereka, Al-Harits bin Abi Dzirar. 

Rahasia ini diperoleh Rasulullah dari salah seorang warga Badui. Maka beliau pun segera berangkat sementara mereka sedang lengah, seperti biasanya bila beliau menghadapi musuh. Pimpinan pasukan Muhajirin di tangan Abu Bakar dan pimpinan pasukan Anshar di tangan Sa'ad bin Ubadah. Pihak Muslimin ketika itu sudah berada di sebuah sumber air bernama Muraisi', tidak jauh dari wilayah Bani Mushtaliq. 

Kemudian Bani Mushtaliq dikepung. Pihak-pihak yang tadinya datang hendak memberikan pertolongan kini melarikan diri. Dari Bani Mushtaliq sepuluh orang terbunuh, sementara pihak Muslimin hanya seorang yang jadi korban.

Setelah terjadi saling serang dengan panah, tak ada jalan lain bagi Bani Mushtaliq selain menyerah di bawah tekanan pihak Muslimin yang kuat dan bergerak cepat itu. Mereka dibawa sebagai tawanan perang, begitu juga wanita mereka, unta dan binatang ternak yang lain. 

Dalam pasukan tersebut, Umar bin Al-Khathab mempunyai orang upahan yang bertugas menuntun kudanya. Selesai pertempuran orang ini berselisih dengan salah seorang dari kalangan Khazraj karena soal air. Mereka pun berkelahi dan sama-sama berteriak. Pihak Khazraj berkata, "Saudara-saudara Anshar!" Sedang orang sewaan  Umar berkata pula, "Saudara-saudara Muhajirin!"

Teriakan demikian itu terdengar juga oleh Abdullah bin Ubay, yang ketika itu bersama-sama dengan orang-orang munafik turut pula dalam ekspedisi dengan  harapan akan beroleh bagian rampasan perang. Dendamnya kepada pihak Muslimin  dan kepada Rasulullah segera timbul. Ia kemudian memprovokasi dan mengadu-domba kaum Muslimin, dan mengajak orang-orang untuk membunuh Rasulullah SAW.

Kejadian ini sampai kepada Rasulullah, yang ketika itu baru selesai menghadapi   musuh. Ketika itu Umar yang juga hadir, naik pitam mendengar berita ini. "Perintahkan kepada Bilal supaya membunuhnya," kata Umar.

Namun seperti biasa, di sini Nabi SAW memperlihatkan sikap sebagai seorang pemimpin yang sudah matang, bijaksana dan berpandangan jauh ke depan. Beliau berpaling kepada Umar lalu berkata, "Wahai Umar, bagaimana kalau sampai menjadi pembicaraan orang, dan orang-orang mengatakan bahwa Muhammad membunuh  sahabat-sahabatnya sendiri?"

Tetapi Rasulullah sudah mempertimbangkan, bahwa soalnya akan rumit sekali kalau  tidak segera diambil langkah yang tegas. Oleh sebab itu, beliau memerintahkan agar kaum Muslimin segera meninggalkan tempat tersebut. 

Ibnu Ubay juga mendengar berita yang disampaikan orang kepada Nabi. Ia segera menemui Nabi hendak membantah adanya berita yang dihubungkan dengan dirinya. Ia bersumpah atas nama Tuhan, bahwa dia tidak mengatakan dan tidak pernah bicara macam-macam. Namun itu tidak mengubah keputusan Rasulullah untuk meninggalkan tempat itu. Sesudah itu mereka pulang ke Madinah dengan membawa rampasan perang dan orang-orang tawanan Bani Mushtaliq, di antaranya Juwairiyah binti Al-Harits, putri pemimpin dan komandan perang yang sudah dikalahkan itu.

Kaum Muslimin sudah sampai di Madinah. Abdullah bin Ubay pun tiba di sana. Ia tidak pernah tenang, hatinya selalu gelisah, terbawa oleh rasa dengki terhadap Rasulullah dan kaum Muslimin. Ia pura-pura masuk Islam bahkan beriman, meskipun masih gigih membantah berita peristiwa di Muraisi'. 

Pada waktu itulah turun firman Allah: "Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada di sisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)." Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya." Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui." (QS Al-Munaafiqun: 7-8) 

Orang-orang yang mengira bahwa ayat-ayat itu merupakan hukuman terhadap Abdullah bin Ubay, dan Rasulullah pasti akan memerintahkan supaya ia dibunuh. 

Ketika itu Abdullah bin Abdullah bin Ubay—putra Abdullah bin Ubay—yang telah menjadi seorang Muslim yang baik, datang kepada Rasulullah. "Rasulullah, saya mendengar tuan ingin supaya Abdullah bin Ubay dibunuh. Kalau memang begitu, tugaskanlah pekerjaan itu kepada saya. Akan saya bawakan kepalanya kepada tuan. Orang-orang Khazraj sudah mengetahui, tak ada orang yang begitu berbakti kepada ayahnya seperti yang saya lakukan. Saya khawatir tuan akan  menyerahkan tugas ini kepada orang lain. Kalau sampai orang lain itu yang membunuhnya, maka saya takkan dapat menahan diri, membiarkan orang yang membunuh ayah saya itu berjalan bebas. Tentu akan saya bunuh dia, dan berarti saya membunuh orang beriman yang membunuh orang kafir. Maka saya akan masuk neraka." Begitulah kata-kata Abdullah bin Abdullah bin Ubay kepada Rasulullah. 

Tak ada kata-kata yang lebih dalam dari ucapannya itu, yang melukiskan suasana batin yang sedang gelisah. Gelisah karena pengaruh kebaktian kepada ayah dan pengaruh iman yang sungguh-sungguh, di samping harga diri sebagai orang Arab serta rasa cintanya akan kesejahteraan Muslimin. 
 
Inilah perasaan seorang anak yang melihat ayahnya akan dibunuh. Dia tidak memohon kepada Nabi supaya ayahnya tidak dibunuh, sebab beliau adalah Nabi yang tunduk pada perintah Allah. Dan ia juga yakin akan keingkaran ayahnya. Tetapi karena khawatir akan menuntut balas kepada orang yang kelak membunuh ayahnya, maka dia sendirilah yang akan memikul beban itu. Dia sendiri yang akan membunuh ayahnya, membawa kepalanya kepada Nabi, betapa pun itu sangat menyayat hati dan perasaannya.

Namun, tahukah kita bagaimana jawaban Nabi kepada Abdullah setelah mendengar itu? 
 
"Kita tidak akan membunuhnya. Bahkan kita harus berlaku baik kepadanya, harus  menemaninya baik-baik selama dia masih bersama dengan kita," kata Rasulullah.
 
Memaafkan. Sungguh indah dan agung maaf itu. Rasulullah SAW berlaku begitu baik kepada orang yang telah menghasut penduduk Madinah agar memusuhinya—bahkan hendak membunuhnya—dan memusuhi sahabat-sahabatnya. Biarlah sikap baik dan maafnya itu membekas lebih dalam daripada jika beliau menjatuhkan hukuman mati.
 
Sejak itu, apabila Abdullah bin Ubay mencoba bermain api, golongannya sendiri yang menegurnya, menyalahkan dan menekankan padanya bahwa sisa hidupnya itu adalah karena sikap pemurah Rasulullah. 

Suatu hari, Nabi sedang berbincang-bincang dengan Umar bin Al-Khathab tentang masalah-masalah kaum Muslimin, juga menyebut-nyebut Abdullah bin Ubay, begitu pula tentang golongannya yang menegur dan menyalahkannya itu.
 
"Umar, bagaimana pendapatmu," kata Rasulullah. "Kalau kau bunuh dia ketika  kau katakan kepadaku supaya dibunuh saja, tentu akan terjadi kegemparan. Kalau sekarang kusuruh bunuh tentu akan kau bunuh."
 
"Sungguh sudah saya ketahui, bahwa perintah Rasulullah lebih besar artinya daripada perintah saya," jawab Umar.
Sumber: Sejarah Hidup Muhammad oleh Muhammad Husain Haekal


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Sejarah Hidup Muhammad SAW: Kesucian Sang Ummul Mukminin

Akhirnya, berita itu pun sampai juga kepada Ummul Mukminin Aisyah, diceritakan oleh seorang wanita Muhajirin. Ia sangat terkejut mendengarnya, hampir-hampir membuatnya pingsan. Aisyah tenggelam dalam kesedihan, dan tak mampu membendung air matanya yang berjatuhan.

Ia pergi menjumpai ibunya, dengan membawa beban perasaan yang cukup berat. "Ampun, Ibu," katanya. "Orang-orang sudah begitu rupa bicara di luar, tapi sama sekali tidak ibu katakan kepadaku."

Melihat kesedihan yang begitu menekan perasaan putrinya, sang ibu berupaya menghiburnya. Namun Aisyah, belum terhibur juga. Ia merasa lebih pedih lagi bila teringat sikap Nabi kepadanya yang terasa kaku, padahal biasanya beliau sangat lemah-lembut.  

Keadaan Rasulullah sebenarnya tidak lebih enak daripada istrinya. Beliau merasa tersiksa karena percakapan orang mengenai keadaan rumah tangganya. Akhirnya tak ada jalan lain, Rasulullah harus menemui sendiri istrinya dan dimintanya supaya mengaku. Beliau masuk menemui Aisyah. Di tempat itu ada orang tuanya dan seorang wanita dari Anshar. Aisyah sedang menangis dan wanita itu juga demikian. 

Rasulullah berkata, "Wahai Aisyah, engkau sudah mengetahui apa yang menjadi  pembicaraan orang. Hendaknya engkau takut kepada Allah jika engkau telah melakukan suatu kejahatan seperti apa yang dikatakan orang. Bertaubatlah engkau  kepada Allah, sebab Allah akan menerima segala taubat yang datang dari hamba-Nya."

Sambil menangis, Aisyah berkata, "Demi Allah, aku samasekali tidak akan bertaubat kepada Allah seperti yang kau sebutkan itu. Aku tahu, kalau aku mengiakan apa yang dikatakan orang, sedang Allah mengetahui bahwa aku tidak berdosa, berarti aku mengatakan sesuatu yang tak ada. Tetapi kalau pun kubantah, kalian takkan percaya."  

Ia diam sebentar. Kemudian sambungnya lagi, "Aku hanya dapat berkata seperti apa yang dikatakan oleh ayah Yusuf:  'Maka sabar itulah yang baik, dan hanya Allah tempat meminta pertolongan atas segala yang kamu ceritakan itu!"

Sejenak keadaan jadi sunyi. Akan tetapi begitu Rasulullah hendak meninggalkan   tempat itu, tiba-tiba beliau terlelap oleh kedatangan wahyu, seperti biasanya. Beliau segera diselimutkan dan sebuah bantal dari kulit diletakkan di bawah kepalanya.

Dalam hal ini Aisyah berkata, "Aku sendiri samasekali tidak merasa takut dan tidak peduli setelah melihat kejadian ini. Aku tahu bahwa aku tidak berdosa, dan Allah tidak akan berlaku tidak adil terhadap diriku. Sebaliknya orang tuaku, setelah  Rasulullah SAW terjaga, aku kira nyawa mereka akan terbang karena ketakutan, kalau-kalau wahyu dari Allah akan memperkuat apa yang dikatakan orang."

Setelah Rasulullah terjaga, beliau duduk kembali dengan keringat bercucuran. Sambil menyeka keringat dari dahinya, beliau bersabda, "Gembirakanlah hatimu, Aisyah! Allah telah membebaskan kau dari tuduhan."
 
"Alhamdulillah," kata Aisyah.
 
Kemudian Rasulullah pergi ke masjid, dan membacakan ayat-ayat berikut ini kepada kaum Muslimin:

"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu bahkan ia adalah baik bagi kamu. Tiap-tiap seseorang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bahagian yang terbesar dalam penyiaran berita bohong itu baginya azab yang besar.

Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukminin dan mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: "Ini adalah suatu berita bohong yang nyata." 

Mengapa mereka (yang menuduh itu) tidak mendatangkan empat orang saksi atas berita bohong itu? Oleh karena mereka tidak mendatangkan saksi-saksi maka mereka itulah pada sisi Allah orang-orang yang dusta. 

Sekiranya tidak ada karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu semua di dunia dan di akhirat, niscaya kamu ditimpa azab yang besar, karena pembicaraan kamu tentang berita bohong itu. 

(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. 

Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau (Ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar." 

Allah memperingatkan kamu agar (jangan) kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang beriman. 

Dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. 

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui."
(QS An-Nuur: 11-19)

Dalam hubungan ini pula datangnya ketentuan hukuman terhadap orang yang melemparkan tuduhan buta kepada kaum wanita yang baik-baik. "Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka tidak mendatangkan empat orang saksi, maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. Dan mereka itulah orang-orang yang fasik." (QS An-Nuur: 4)
 
Untuk melaksanakan ketentuan Al-Qur'an, mereka yang telah menyebarkan berita keji itu—Mistah bin Utsatsah, Hassan bin Tsabit dan Hamnah binti Jahsy, masing-masing mendapat hukuman dera delapan puluh kali.
 
Namun sesudah itu pun Hassan bin Tsabit kembali diterima dan mendapat kasih  sayang Rasulullah. Beliau juga meminta Abu Bakar agar jangan mengurangi kasih sayangnya kepada Mistah seperti yang sudah-sudah.  

Sejak itu selesailah peristiwa dusta ini dan tidak lagi meninggalkan bekas di seluruh Madinah. Aisyah pun sembuh dari sakitnya, lalu kembali ke rumahnya di tempat Rasulullah, kembali dalam kedudukannya yang tinggi di hati seluruh kaum Muslimin. Dengan demikian, Nabi SAW kembali dapat mengabdikan diri kepada ajarannya dan pembinaan kaum Muslimin sebagai suatu persiapan guna menghadapi perjanjian Hudaibiyah.
 
Sumber: Sejarah Hidup Muhammad oleh Muhammad Husain Haekal


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya

Artikel Islami

More on this category »
 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INSPIRASI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger