Setelah melakukan uji coba, para peneliti di Washington University School of Medicine di St Louis menemukan bahwa peserta studi yang mengalami perubahan otak sugestif di awal penyakit Alzheimer lebih mungkin untuk jatuh jika dibandingkan dengan mereka yang otaknya tidak menunjukkan perubahan yang sama.
Sampai sekarang, terjatuh hanya dikaitkan dengan demensia Alzheimer tahap akhir.
"Jika Anda melihat penderita Alzheimer di jalan, mereka terlihat sehat dan tampak tidak memiliki masalah kognitif," kata pemimpin penelitian Susan Stark PhD, seorang asisten profesor terapi okupasi dan neurologi,.
"Tapi sebenarnya mereka memiliki perubahan dalam otak yang terlihat mirip dengan penyakit Alzheimer. Mereka juga memiliki kecenderungan untuk jatuh," ungkapnya..
"Terjatuh adalah masalah kesehatan yang serius untuk orang dewasa. Hasil penelitian kami menunjukkan adanya kebutuhan untuk mempertimbangkan sering jatuh sebagai gejala awal potensial penyakit Alzheimer," tambah Stark.
Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya
0 comments:
Post a Comment