Banyak orang mengungkapkan kalau ingin panjang umur, Anda harus mengurangi kesibukan bekerja, mengatasi stres dan melakukan olahraga secara teratur. Tetapi hal itu tak selalu benar.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, justru menemukan sebaliknya. Dua psikolog, Dr Howard Friedman dan Dr. Leslie Martin menganalisis 1.500 sertifikat kematian anak lelaki dan perempuan yang menjadi bagian dalam proyek penelitian sebelumnya, tahun 1920-an.
Dalam penelitian tersebut diketahui ciri-ciri kepribadian dan pilihan gaya hidup orang-orang yang panjang umur dan yang tidak. Doktor Friedman dan Dr. Martin lalu melacak apa yang terjadi pada anak-anak yang terlibat dalam penelitian Dr. Lewis Terman, tepatnya pada 1921 itu.
Mereka melakukan wawancara pada beberapa orang yang masih hidup. Lalu, membuat katalog lengkap yang berisi siapa saja yang masih hidup dan sehat, termasuk siapa saja yang sudah meninggal dunia.
Meskipun banyak meninggal di usia 60-an, ada juga yang hidup sehat sampai usia tua. Hal yang mengejutkan adalah, kedua psikolog itu menemukan bahwa seseorang berumur panjang bukan karena mereka
mengonsumsi brokoli, vitamin atau lari secara teratur.
Kondisi kepribadian, menikmati karier, serta kehidupan sosial yang berkualitas ternyata memiliki relevansi lebih nyata pada kondisi kesehatan jangka panjang. Termasuk memiliki jaringan sosial yang besar, terlibat dalam kegiatan fisik yang secara alami menarik bagi Anda dan bukannya merasa 'wajib' berolahraga.
Merasa dibutuhkan dalam sebuah komunitas, kehidupan pernikahan yang bahagia dan persahabatan, berdasarkan penelitian, juga membuat seseorang memiliki umur yang lebih panjang.
"Banyak orang menghabiskan uang untuk diet dan pengobatan jangka pendek, tetapi justru mengecewakan karena hanya berdampak sedikit pada kesehatan jangka panjang. Bahkan, saran medis standar seringkali malah jadi bumerang," kata Friedman, seperti dikutip dari Daily Mail.
Jadi, buatlah kehidupan sosial dan pekerjaan Anda menjadi aktivitas yang menyenangkan. Ingatlah, kesehatan bukan hanya tergantung dari kondisi fisik, tetapi juga psikis. (umi)
• VIVAnewsSebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat, justru menemukan sebaliknya. Dua psikolog, Dr Howard Friedman dan Dr. Leslie Martin menganalisis 1.500 sertifikat kematian anak lelaki dan perempuan yang menjadi bagian dalam proyek penelitian sebelumnya, tahun 1920-an.
Dalam penelitian tersebut diketahui ciri-ciri kepribadian dan pilihan gaya hidup orang-orang yang panjang umur dan yang tidak. Doktor Friedman dan Dr. Martin lalu melacak apa yang terjadi pada anak-anak yang terlibat dalam penelitian Dr. Lewis Terman, tepatnya pada 1921 itu.
Mereka melakukan wawancara pada beberapa orang yang masih hidup. Lalu, membuat katalog lengkap yang berisi siapa saja yang masih hidup dan sehat, termasuk siapa saja yang sudah meninggal dunia.
Meskipun banyak meninggal di usia 60-an, ada juga yang hidup sehat sampai usia tua. Hal yang mengejutkan adalah, kedua psikolog itu menemukan bahwa seseorang berumur panjang bukan karena mereka
mengonsumsi brokoli, vitamin atau lari secara teratur.
Kondisi kepribadian, menikmati karier, serta kehidupan sosial yang berkualitas ternyata memiliki relevansi lebih nyata pada kondisi kesehatan jangka panjang. Termasuk memiliki jaringan sosial yang besar, terlibat dalam kegiatan fisik yang secara alami menarik bagi Anda dan bukannya merasa 'wajib' berolahraga.
Merasa dibutuhkan dalam sebuah komunitas, kehidupan pernikahan yang bahagia dan persahabatan, berdasarkan penelitian, juga membuat seseorang memiliki umur yang lebih panjang.
"Banyak orang menghabiskan uang untuk diet dan pengobatan jangka pendek, tetapi justru mengecewakan karena hanya berdampak sedikit pada kesehatan jangka panjang. Bahkan, saran medis standar seringkali malah jadi bumerang," kata Friedman, seperti dikutip dari Daily Mail.
Jadi, buatlah kehidupan sosial dan pekerjaan Anda menjadi aktivitas yang menyenangkan. Ingatlah, kesehatan bukan hanya tergantung dari kondisi fisik, tetapi juga psikis. (umi)
Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya
0 comments:
Post a Comment