Spesialis andrologi Rumah Sakit Siloam, Dr. Heru H. Oentoeng, menerangkan hasil penelitian baru tentang seks ideal di Asia. Hasil riset terbaru itu menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendapat kekerasan ereksi adalah elemen penting untuk menikmati seks ideal.
"Pria dengan kekerasan ereksi level 4 (diukur di derajat Erection Hardness Score EHS) biasanya lebih sehat dan lebih percaya diri daripada pria yang memiliki level ereksi lebih rendah," ujar Heru di sela-sela peluncuran "Ideal Sex Survey 2011" yang dilakukan PT Pfizer Indonesia di Plasa Semanggi, Kamis 23/ Juni 2011.
Heru mengatakan, kekerasan ereksi pria ini menjadi salah satu indikator kesehatan dan kebahagiaan pria. Perusahaan kimia ini melakukan survei terhadap 1.658 laki-laki Asia dan 1.624 perempuan Asia (termasuk di dalamnya 220 laki-laki dan 200 perempuan asal Indonesia yang aktif berhubungan seksual).
Dari survei ini 79 persen laki-laki dan 80 persen perempuan berpendapat mempertahankan ereksi dan kekerasan ereksi adalah hal utama dalam seks. "Kalau kekerasan ereksinya hanya level 3 memang keras, bisa masuk tapi masih bisa ngepot. Apa ya cuma mau segitu saja," ujarnya.
Malangnya, 62 persen laki-laki Indonesia ternyata hanya bisa mencapai kekerasan ereksi (EHS) level 3. Pada kondisi ini penis seperti sosis. Pria-pria ini ternyata lebih sering mengunjungi dokter dibanding laki-laki dengan derajat EHS 4. Pada derajat ereksi level 4 penis dianalogikan seperti buah ketimun. Pria dengan EHS ketimun juga dua kali lebih bahagia, percaya diri, dan puas.
Kondisi ereksi level 4 jarang bisa dicapai oleh pria yang menderita penyakit kronis. Adapun ereksi level 3 ini biasanya ada pada pria yang memiliki masalah kesehatan penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, penyakit hati,stroke, dan disfungsi ereksi. Mereka juga rentan mengalami ejakulasi prematur.
Heru juga memberikan contoh dengan karet peraga derajat EHS yang ada. EHS 1 dikatakan seperti tape, EHS 2 seperti pisang, EHS 3 seperti sosis, dan EHS 4 seperti ketimun. Dia menyarankan agar pria sering berolahraga, menjaga pola hidup, dan pola makan yang sehat agar bisa menghindarkan masalah ereksi.
"Pria dengan kekerasan ereksi level 4 (diukur di derajat Erection Hardness Score EHS) biasanya lebih sehat dan lebih percaya diri daripada pria yang memiliki level ereksi lebih rendah," ujar Heru di sela-sela peluncuran "Ideal Sex Survey 2011" yang dilakukan PT Pfizer Indonesia di Plasa Semanggi, Kamis 23/ Juni 2011.
Heru mengatakan, kekerasan ereksi pria ini menjadi salah satu indikator kesehatan dan kebahagiaan pria. Perusahaan kimia ini melakukan survei terhadap 1.658 laki-laki Asia dan 1.624 perempuan Asia (termasuk di dalamnya 220 laki-laki dan 200 perempuan asal Indonesia yang aktif berhubungan seksual).
Dari survei ini 79 persen laki-laki dan 80 persen perempuan berpendapat mempertahankan ereksi dan kekerasan ereksi adalah hal utama dalam seks. "Kalau kekerasan ereksinya hanya level 3 memang keras, bisa masuk tapi masih bisa ngepot. Apa ya cuma mau segitu saja," ujarnya.
Malangnya, 62 persen laki-laki Indonesia ternyata hanya bisa mencapai kekerasan ereksi (EHS) level 3. Pada kondisi ini penis seperti sosis. Pria-pria ini ternyata lebih sering mengunjungi dokter dibanding laki-laki dengan derajat EHS 4. Pada derajat ereksi level 4 penis dianalogikan seperti buah ketimun. Pria dengan EHS ketimun juga dua kali lebih bahagia, percaya diri, dan puas.
Kondisi ereksi level 4 jarang bisa dicapai oleh pria yang menderita penyakit kronis. Adapun ereksi level 3 ini biasanya ada pada pria yang memiliki masalah kesehatan penyakit kronis seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, penyakit hati,stroke, dan disfungsi ereksi. Mereka juga rentan mengalami ejakulasi prematur.
Heru juga memberikan contoh dengan karet peraga derajat EHS yang ada. EHS 1 dikatakan seperti tape, EHS 2 seperti pisang, EHS 3 seperti sosis, dan EHS 4 seperti ketimun. Dia menyarankan agar pria sering berolahraga, menjaga pola hidup, dan pola makan yang sehat agar bisa menghindarkan masalah ereksi.
tempo interaktif
Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya
0 comments:
Post a Comment