Kebiasaan minum teh di Jepang merupakan ritual
tradisional dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chato atau
cha no yu, kalau di luar ruangan disebut nodate.
Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh
yang disebut Tea Master. Teh bukan cuma dituang dengan air panas dan diminum,
tapi sebagai seni dalam arti luas. Dihidangkan dan dinikmati sekelompok tamu di
ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu.
Upacara minum teh mencerminkan kepribadian dan pengetahuan tuan rumah yang
mencakup antara lain tujuan hidup, cara berpikir dan agama. Dalam menyajikan
minuman, cangkir yang disediakan untuk tamu wanita dan pria juga berbeda.
Tea Master, orang yang menyiapkan teh memberikan cangkir (yang sebenarnya
mangkok) tidak sembarangan, namun sesuai "kepribadian" para tamu,
biasanya para lelaki diberi cangkir yang simple, dan para wanita diberi
cangkir bunga.
Pada umumnya, upacara minum teh menggunakan teh bubuk matcha yang dibuat dari
teh hijau yang digiling halus. Upacara minum teh menggunakan matcha disebut
matchado, sedangkan bila menggunakan teh hijau jenis sencha disebut senchado.
Posisi dan teknis minum teh juga ada aturannya. Posisinya adalah seperti duduk
di antara dua sujud pas sholat. Bagi yang tak terbiasa, ini adalah posisi yang
tidak nyaman.
Selain itu, sebelum menempelkan cangkir ke bibir, cangkir diletakkan di telapak
tangan kiri dan tangan kanan harus memutar cangkir 180 derajat dalam tiga
putaran! Jika lupa, ini dianggap sangat tidak sopan, dan tuan rumah akan sangat
tersinggung. Karena gambar bunga-bunganya harus terlihat di depan sehingga tuan
rumah mengetahui bahwa kita sangat menikmati teh tersebut.
So, jika Anda berkesempatan dijamu orang Jepang, maka tidak bingung harus bersikap seperti apa.
(Berbagai sumber)
0 comments:
Post a Comment