Yusuf Blog News :
Home » » Seks “Swalayan” Dari Sisi Kesehatan

Seks “Swalayan” Dari Sisi Kesehatan

Written By INSPIRASI on Monday, September 5, 2011 | 9:47 AM

Seks “swalayan” berasal dari bahasa Yunanimezea. Karena memunculkan banyak mitos tentang akibatnya yang merusak dan memalukan maka bisa dilacak jauh ke belakang ke kata asalnya dari bahasa Latin,mastubare, yang merupakan gabungan dua kata Latin manus (tangan) dan stuprare(penyalahgunaan), sehingga berarti "penyalahgunaan dengan tangan". 

Anggapan memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena porsi "penyalahgunaan" pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan moderen - meskipun para petugas kesehatan telah sepakat bahwa seks “swalayan” tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental. Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.
Seks “swalayan” normal dilakukan oleh sebagian besar pria maupun wanita. Presentase seks “swalayan” meningkat dengan pesat pada usia remaja. Pada sebuah penelitian terungkap bahwa 95% pria dan 89% wanita dilaporkan pernah melakukan seks “swalayan”. Ini adalah perilaku seksual pertama yang dilakukan oleh sebagian besar pria dan wanita, meskipun lebih banyak wanita daripada pria yang telah melakukan senggama bahkan sebelum mereka pernah melakukan seks “swalayan”.

Sebagian besar pria yang melakukan seks “swalayan” cenderung melakukannya lebih sering dibandingkan wanita, dan mereka cenderung menyatakan 'selalu' atau 'biasanya' mengalami orgasme ketika ber-seks “swalayan” (4 : 3). Ini adalah perilaku seksual yang paling umum nomor dua (setelah senggama), bahkan bagi mereka yang telah memiliki pasangan seksual tetap.

 Selain itu, seks “swalayan” umumnya dikelompokkan menjadi male masturbation, female masturbation dan mutual masturbation.Male masturbation dibedakan berdasarkan tehnik rangsangan seks “swalayan” pada genital yang disunat dan tidak disunat. Mutual masturbation menurut Johann Nepomuk 1840 adalah aktivitas seksual seks “swalayan” pria dan wanita pada organ genitalnya, tanpa disertai penetrasi Mr. Happy kedalam Mrs. V. Tujuan mutual masturbation adalah untuk menjaga virginitas.

Psikoanalis Austria ,Wilhelm Reich 1972 dalam essaynya “Concerning Specific Forms of Masturbation” mencoba membedakan seks “swalayan” yang sehat dan seks “swalayan” yang tidak sehat.

Timbul pertanyaan dalam segi kesehatan, apakah seks “swalayan” itu ‘sehat’ dan bermanfaat?

Seks “swalayan” tidak hanya normal, melainkan juga sehat dan bermanfaat sebagai upaya proteksi menghindari hubungan seksual diusia remaja. Seks “swalayan” adalah ungkapan seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa seks “swalayan” bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dan dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri dan sikap dapat memahami diri sendiri.

 Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan di masa depan, baik dengan cara seks “swalayan” bersama-sama pasangan, atau karena bisa memberitahukan pasangannya apa-apa saja yang bisa memuaskan diri mereka.

Ini adalah salah satu perilaku yang baik bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku seks “swalayan” mereka dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan seks “swalayan” daripada senggama.

Seks “swalayan” dapat menghilangkan depresi dan stress (Hulberth & Whittakers 1991) karena seks “swalayan” dapat melepaskan hormone endorphin yang menyebabkan kenikmatan seksual dan disertai euphoria.

Selain itu, seks “swalayan” dapat meningkatkan fertilitas saat bersanggama dan mencegah infeksi di mulut rahim. Bukan hanya itu, pria yang melakukan seks “swalayan”, sama saja dengan membuang sperma yang sudah lama terkumpul dan mendorong pembentukan sperma baru dengan motilitas yang lebih sempurna.

Peneliti Australia Graham Goles  yang dipublikasi Agustus 2003 oleh British Journal Of Urology dalam “The Cancer Counsil Australia” menyimpulkan, sering melakukan seks “swalayan” akan mencegah kanker prostat. Seks “swalayan” juga lebih aman bila dibandingkan melakukan ML dengan pekerja seks komersial yang berisiko infeksi dan mengakibatkan kanker prostat.

Meski demikian, seks “swalayan” kerap menimbulkan kecemasan bagi banyak orang, terutama remaja, karena takut mengalami akibat buruk seperti anggapan menurut mitos dapat menjadi mandul, atau impoten, mata menjadi kabur, ingatan menurun, dan tulang menjadi keropos.

 Sebenarnya kecemasan inilah yang justru pada  akhirnya dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual. Seks “swalayan” yang dilakukan secara intens, dapat menimbulkan ketergantungan yang disebut sex addict.

Seks “swalayan” yang dilakukan dengan menggunakan alat bantu seks (sex toys) bila dilakukan secara tidak benar, tidak higienis, berakibat terjadinya laserasi kulit organ seks, berakhir dengan infeksi.

Maka yang sebenarnya terjadi adalah, sumber kepuasan seksual itu terpenting. Hal ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa seks “swalayan” adalah kegiatan yang aman, juga karena pengajaran agama berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan seks “swalayan” saat kanak- kanak.

Pengaruh kumulatif dari kejadian-kejadian ini seringkali menjadi sejenis kebingungan dan rasa berdosa, yang juga seringkali sukar dipilah. Saat di mana seks “swalayan” menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa (kompulsif). Seks “swalayan” kompulsif - sebagaimana perilaku kejiwaan yang lain - adalah pertanda adanya masalah kejiwaan dan perlu mendapatkan penanganan dari dokter jiwa.

Sumber : modelmagz.com

Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INSPIRASI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger