INILAH.COM, Riyadh - Kenaikan harga minyak mentah dunia yang diprediksi terus naik disebabkan karena kesulitan Arab Saudi memenuhi permintaan domestik dan pasar global.
Perkiraan produksi bulan Juni antara 9,2 juta - 9,8 juta barel. Sedangkan dari Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi 9,7 juta per hari. Data terakhir yang dimiliki OPEC untuk produksi Mei di bawah 9 juta barel per hari, yang dikutip dariyahoofinance.com.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat seperti telah diproyeksikan IMF mencapai 6,5% pada 2011. Dengan pertumbuhan penduduk maka diperlukan pasokan minyak mentah dunia.
"Generasi Power telah memainkan bagian penting dalam pertumbuhan permintaan. Apalagi pasokan gas tidak mampu menutupi. Proyek-proyek industri di sektor-sektor seperti aluminium dan petrokimia bersaing keras untuk mendapatkan gas yang ada," kata Kepala Energi MENA di Tothschild, Khodor Mattar.
Arab Saudi telah berupaya menambah pasokan. Hal ini dengan investasi Saudi Aramco mendapai US$16 miliar yang dapat mulai berproduksi di 2013 dengan produksi 500 juta barel per hari.
Apalagi Mattar juga tidak percaya produksi Libya akan segera pulih dalam waktu dekat. Ini semakin menambah beban berat Arab Saudi sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia.
Pasar sementara diperkirakan akan tetap ketat. Terutama karena cadangan minyak Arab Saudi sudah mulai menipis. Walaupun ada upaya dari Iran untuk menggeser Saudi sebagai produsen minyak terbesar dunia.
Demikian juga dengan pengembangan energi terbarukan tidak dapat menjadi energi alternatif dalam waktu dekat.
Perkiraan produksi bulan Juni antara 9,2 juta - 9,8 juta barel. Sedangkan dari Badan Energi Internasional (IEA) memprediksi 9,7 juta per hari. Data terakhir yang dimiliki OPEC untuk produksi Mei di bawah 9 juta barel per hari, yang dikutip dariyahoofinance.com.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat seperti telah diproyeksikan IMF mencapai 6,5% pada 2011. Dengan pertumbuhan penduduk maka diperlukan pasokan minyak mentah dunia.
"Generasi Power telah memainkan bagian penting dalam pertumbuhan permintaan. Apalagi pasokan gas tidak mampu menutupi. Proyek-proyek industri di sektor-sektor seperti aluminium dan petrokimia bersaing keras untuk mendapatkan gas yang ada," kata Kepala Energi MENA di Tothschild, Khodor Mattar.
Arab Saudi telah berupaya menambah pasokan. Hal ini dengan investasi Saudi Aramco mendapai US$16 miliar yang dapat mulai berproduksi di 2013 dengan produksi 500 juta barel per hari.
Apalagi Mattar juga tidak percaya produksi Libya akan segera pulih dalam waktu dekat. Ini semakin menambah beban berat Arab Saudi sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia.
Pasar sementara diperkirakan akan tetap ketat. Terutama karena cadangan minyak Arab Saudi sudah mulai menipis. Walaupun ada upaya dari Iran untuk menggeser Saudi sebagai produsen minyak terbesar dunia.
Demikian juga dengan pengembangan energi terbarukan tidak dapat menjadi energi alternatif dalam waktu dekat.
0 comments:
Post a Comment