Mengikuti kompetisi internasional sebenarnya bukan sekedar untuk meraih juara atau hadiah. Tetapi untuk menggali ilmu di luar kampus.
Hal itu diungkapkan dosen pembimbing Tim Cikal Nusantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Sangriyadi Setio. Tim mobil irit Cikal Nusantara yang dibimbingnya baru saja mengikuti Shell Eco-Marathon Asia (SEM) 2011 di Sirkuit International Sepang, Malaysia, awal Juli lalu.
"Manfaat mengikuti kompetisi internasional tidak hanya sekedar piala. Dalam kompetisi, ada kegiatan yang sangat baik bagi mahasiswa, misalnya bidang organisasi," terang Sangriyadi, kepada okezone di Laboratorium Teknik Mesin ITB, Bandung, Jumat (22/7/2011).
Seperti diketahui, Tim Cikal Nusantara ITB berhasil menyabet dua trofi dalam kompetisi internasional SEM 2011. Tim Cikal menjadi juara satu kategori SEM Asia 2011 Gasolin Award Urban Concept dan kategori SEM Asia 2011 Internal Combustion Urban Concept.
Sangriyadi melanjutkan, tim Cikal terdiri dari 20 mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di ITB, yakni Fakultas Seni Desain (FSRD), Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), Fakultas Teknik Elektro dan Informatika (FTEI), hingga Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB.
"Sangat sulit menyatukan mahasiswa dari berbagai fakultas untuk bekerja sama. Dengan kompetisi ini, mereka bisa berdiskusi, belajar mencari dana dan sponsor, serta mencari solusi. Tanpa kegiatan ini akan sulit," tuturnya.
Hasilnya, mereka berhasil hingga menjadi juara. Trofi yang didapat, sambung Sangriyadi, hanyalah bonus dari kerja keras tim. "Manfaatnya luar biasa, terutama ilmu berorganisasi. Misalnya, mereka menemukan cara mengatur perilaku mengemudi supaya hemat BBM," tuturnya.
Namun begitu, dia bangga atas keberhasilan tim Cikal ITB. Terlebih karena pada kompetisi tahun lalu sempat gagal. "Tahun ini kita berhasil. Senang sekali karena di level Asia atau internasional mereka berhasil," ungkapnya.
Sangriyadi menambahkan, dampak keberhasilan itu terutama akan dirasakan mahasiswa anggota tim, yakni makin menambah motivasi, semangat, dan rasa percaya diri.
"Bagi ITB sendiri, mau menang atau tidak sebenarnya bukan masalah, karena jumlah pesertanya sangat banyak. Anak-anak yang merasakan dampaknya, yaitu mereka bisa berunjuk kebolehan di level internasional," pungkasnya.
Hal itu diungkapkan dosen pembimbing Tim Cikal Nusantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Sangriyadi Setio. Tim mobil irit Cikal Nusantara yang dibimbingnya baru saja mengikuti Shell Eco-Marathon Asia (SEM) 2011 di Sirkuit International Sepang, Malaysia, awal Juli lalu.
"Manfaat mengikuti kompetisi internasional tidak hanya sekedar piala. Dalam kompetisi, ada kegiatan yang sangat baik bagi mahasiswa, misalnya bidang organisasi," terang Sangriyadi, kepada okezone di Laboratorium Teknik Mesin ITB, Bandung, Jumat (22/7/2011).
Seperti diketahui, Tim Cikal Nusantara ITB berhasil menyabet dua trofi dalam kompetisi internasional SEM 2011. Tim Cikal menjadi juara satu kategori SEM Asia 2011 Gasolin Award Urban Concept dan kategori SEM Asia 2011 Internal Combustion Urban Concept.
Sangriyadi melanjutkan, tim Cikal terdiri dari 20 mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di ITB, yakni Fakultas Seni Desain (FSRD), Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD), Fakultas Teknik Elektro dan Informatika (FTEI), hingga Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB.
"Sangat sulit menyatukan mahasiswa dari berbagai fakultas untuk bekerja sama. Dengan kompetisi ini, mereka bisa berdiskusi, belajar mencari dana dan sponsor, serta mencari solusi. Tanpa kegiatan ini akan sulit," tuturnya.
Hasilnya, mereka berhasil hingga menjadi juara. Trofi yang didapat, sambung Sangriyadi, hanyalah bonus dari kerja keras tim. "Manfaatnya luar biasa, terutama ilmu berorganisasi. Misalnya, mereka menemukan cara mengatur perilaku mengemudi supaya hemat BBM," tuturnya.
Namun begitu, dia bangga atas keberhasilan tim Cikal ITB. Terlebih karena pada kompetisi tahun lalu sempat gagal. "Tahun ini kita berhasil. Senang sekali karena di level Asia atau internasional mereka berhasil," ungkapnya.
Sangriyadi menambahkan, dampak keberhasilan itu terutama akan dirasakan mahasiswa anggota tim, yakni makin menambah motivasi, semangat, dan rasa percaya diri.
"Bagi ITB sendiri, mau menang atau tidak sebenarnya bukan masalah, karena jumlah pesertanya sangat banyak. Anak-anak yang merasakan dampaknya, yaitu mereka bisa berunjuk kebolehan di level internasional," pungkasnya.
0 comments:
Post a Comment