SAMA seperti lelaki, seks juga menjadi sebuah isu besar bagi perempuan. Bedanya, karena pengondisian atau kurangnya kesadaran, mayoritas kaum hawa tidak mengungkapkannya. Inilah beberapa alasan mengapa perempuan enggak bercinta.
Umumnya, perempuan menyadari bahwa mereka memiliki isu seksual hanya bila hal itu memengaruhi hubungan dengan pasangannya, pasangan mulai mengeluh, ketika mereka depresi, atau saat mereka sendiri terlibat dalam suatu perselingkuhan.
Ada pun sifat isu tersebut sedikit berbeda sesuai usia. Pada perempuan muda, isu seksual lebih berhubungan dengan masalah citra tubuh dan kecemasan atas kinerja. Apalagi, jika mereka merasa bahwa seks adalah satu-satunya cara mempertahankan hubungan. Sedangkan pada perempuan yang lebih tua, seks bermuara pada tugas atau kewajiban setelah bertahun-tahun masa pernikahan, kemudian mewujud dalam rasa sakit, nyeri, kurangnya orgasme dan berbagai gejala fisik lainnya.
Nah, berikut ini adalah sejumlah isu seks utama yang umumnya dialami perempuan menurut ginekolog Dr. Suman Bijlani dari Gyneguide, seperti dikutip situs Times of India:
Kurang bergairah
Perempuan mendambakan pasangan yang mampu membuatnya merasa istimewa sepanjang hari. Hal ini akan memengaruhi suasana hatinya dalam menyambut malam yang istimewa. Dalam sebuah pernikahan, sangat penting bagi suami untuk turut membantu mengurus rumah tangga dan anak-anak. Konflik dengan anak dapat memengaruhi hubungan istri dengan suaminya. Tak ada salahnya bagi suami untuk menunjukkan kepedulian lewat pesan, hadiah, tamasya khusus, dan lain sebagainya.
Citra tubuh buruk
Perempuan mungkin menghindar dari hubungan seksual karena citra tubuhnya yang buruk. Akibatnya, dia merasa rendah diri ketika harus mengekspos diri di hadapan pasangan. Jika pasangan mengomel tentang ketidaksempurnaan tubuhnya, hal itu dapat kian mengurangi kepercayaan seksual perempuan.
Memalsukan orgasme
Lelaki cenderung hanya berfokus pada orgasme. Tapi, bagi perempuan, sesi foreplay sering kali sudah lebih dari cukup. Ketika seorang perempuan memalsukan orgasme, itu berarti dia tidak puas dan tidak cukup percaya pada pasangan sehingga memilih menyembunyikan ketidakpuasan itu.
Frekuensi jarang
Beberapa lelaki menginginkan seks setiap hari. Tapi, bagi banyak perempuan, ada berbagai faktor lain yang harus dipertimbangkan. Sesungguhnya, tidak ada waktu atau frekuensi ideal untuk hubungan seks. Tapi, jika frekuensi Anda dan pasangan sangat berbeda, tidak ada salahnya mencari bantuan. Jika seorang perempuan menderita stres atau menyimpan dendam terhadap pasangannya, hal itu akan tercermin dari rendahnya minat untuk berhubungan seks.
Nyeri saat berhubungan intim
Hubungan seksual yang menyakitkan merupakan masalah umum di kalangan perempuan. Penyebabnya bisa berasal dari infeksi vagina, atau pasangan yang terlalu agresif di tempat tidur. Rasa nyeri itu sendiri terdiri atas dua jenis. Pertama, nyeri superfisial, yakni yang terjadi pada saat penyisipan.
Kedua, sakit mendalam, yang biasanya bersifat patologis atau karena endometriosis atau infeksi. Masalah ini perlu ditindak secara serius dengan mengunjungi ginekolog. Menggunakan pelumas atau meningkatkan foreplay juga dapat membantu mengurangi nyeri saat berhubungan intim.
Bau badan
Baik lelaki mau pun perempuan dapat menderita infeksi jamur, infeksi tinea, dan masalah serupa yang menyebabkan bau badan. Guna merangsang gairah seks perempuan, sangat penting bagi pasangan untuk berupaya mempertahankan kepribadian yang menyenangkan, serta aroma badan yang wangi.
Takut hamil
Kecemasan akan terjadinya kehamilan dapat membuat perempuan menghindar dari seks. Demi seks yang baik, sangat penting bagi kedua pihak untuk sama-sama menyadari dan bertanggung jawab atas kontrasepsi.
Umumnya, perempuan menyadari bahwa mereka memiliki isu seksual hanya bila hal itu memengaruhi hubungan dengan pasangannya, pasangan mulai mengeluh, ketika mereka depresi, atau saat mereka sendiri terlibat dalam suatu perselingkuhan.
Ada pun sifat isu tersebut sedikit berbeda sesuai usia. Pada perempuan muda, isu seksual lebih berhubungan dengan masalah citra tubuh dan kecemasan atas kinerja. Apalagi, jika mereka merasa bahwa seks adalah satu-satunya cara mempertahankan hubungan. Sedangkan pada perempuan yang lebih tua, seks bermuara pada tugas atau kewajiban setelah bertahun-tahun masa pernikahan, kemudian mewujud dalam rasa sakit, nyeri, kurangnya orgasme dan berbagai gejala fisik lainnya.
Nah, berikut ini adalah sejumlah isu seks utama yang umumnya dialami perempuan menurut ginekolog Dr. Suman Bijlani dari Gyneguide, seperti dikutip situs Times of India:
Kurang bergairah
Perempuan mendambakan pasangan yang mampu membuatnya merasa istimewa sepanjang hari. Hal ini akan memengaruhi suasana hatinya dalam menyambut malam yang istimewa. Dalam sebuah pernikahan, sangat penting bagi suami untuk turut membantu mengurus rumah tangga dan anak-anak. Konflik dengan anak dapat memengaruhi hubungan istri dengan suaminya. Tak ada salahnya bagi suami untuk menunjukkan kepedulian lewat pesan, hadiah, tamasya khusus, dan lain sebagainya.
Citra tubuh buruk
Perempuan mungkin menghindar dari hubungan seksual karena citra tubuhnya yang buruk. Akibatnya, dia merasa rendah diri ketika harus mengekspos diri di hadapan pasangan. Jika pasangan mengomel tentang ketidaksempurnaan tubuhnya, hal itu dapat kian mengurangi kepercayaan seksual perempuan.
Memalsukan orgasme
Lelaki cenderung hanya berfokus pada orgasme. Tapi, bagi perempuan, sesi foreplay sering kali sudah lebih dari cukup. Ketika seorang perempuan memalsukan orgasme, itu berarti dia tidak puas dan tidak cukup percaya pada pasangan sehingga memilih menyembunyikan ketidakpuasan itu.
Frekuensi jarang
Beberapa lelaki menginginkan seks setiap hari. Tapi, bagi banyak perempuan, ada berbagai faktor lain yang harus dipertimbangkan. Sesungguhnya, tidak ada waktu atau frekuensi ideal untuk hubungan seks. Tapi, jika frekuensi Anda dan pasangan sangat berbeda, tidak ada salahnya mencari bantuan. Jika seorang perempuan menderita stres atau menyimpan dendam terhadap pasangannya, hal itu akan tercermin dari rendahnya minat untuk berhubungan seks.
Nyeri saat berhubungan intim
Hubungan seksual yang menyakitkan merupakan masalah umum di kalangan perempuan. Penyebabnya bisa berasal dari infeksi vagina, atau pasangan yang terlalu agresif di tempat tidur. Rasa nyeri itu sendiri terdiri atas dua jenis. Pertama, nyeri superfisial, yakni yang terjadi pada saat penyisipan.
Kedua, sakit mendalam, yang biasanya bersifat patologis atau karena endometriosis atau infeksi. Masalah ini perlu ditindak secara serius dengan mengunjungi ginekolog. Menggunakan pelumas atau meningkatkan foreplay juga dapat membantu mengurangi nyeri saat berhubungan intim.
Bau badan
Baik lelaki mau pun perempuan dapat menderita infeksi jamur, infeksi tinea, dan masalah serupa yang menyebabkan bau badan. Guna merangsang gairah seks perempuan, sangat penting bagi pasangan untuk berupaya mempertahankan kepribadian yang menyenangkan, serta aroma badan yang wangi.
Takut hamil
Kecemasan akan terjadinya kehamilan dapat membuat perempuan menghindar dari seks. Demi seks yang baik, sangat penting bagi kedua pihak untuk sama-sama menyadari dan bertanggung jawab atas kontrasepsi.
0 comments:
Post a Comment