Untuk melindungi film nasional, pemerintah tetap akan mengenakan tarif bea masuk terhadap film-film impor. Pemerintah juga mengambil kebijakan untuk tidak melarang masuknya film impor ke Indonesia.
Sebelumnya, film-film impor khususnya film Hollywood sempat tidak beredar di bioskop-bioskop di Indonesia, karena protes terhadap pajak masuk.
Menteri Budaya dan Pariwisata Jero Wacik mengatakan, ketetapan tersebut disepakati oleh Jero Wacik bersama Menko Perekonomian Hatta Rajasa dan Menteri Keuangan Agus Martowardjojo.
“Saya, Menko Perekonomian, dan Menteri Keuangan sudah menyepakati akan dibuat single tax atau pajak tunggal,” ujar Jero Wacik di Jakarta, Selasa 5 April 2011.
Namun meski demikian kata Jero, mengingat urusan perpajakan yang memutuskan adalah presiden, kebijakan tersebut masih akan diajukan pada SBY.
“Kami masih harus laporkan ini ke Presiden SBY untuk memutuskannya,” ujar Jero Wacik.
Jero menegaskan, single tax tetap diberlakukana karena pemeriantah ingin melindungi film nasional. Sedangkan tidak adanya larangan masuk film impor, untuk mensuplai kebutuhan gedung bioskop di Indonesia.
“Kita targetkan 1 000 layar bioskop di seluruh Indonesia pada 2014. Semuanya harus dipenuhi,” terang Jero.
Sementara dengan jumlah layar sebanyak itu, Jero mengaku, jika hanya mengandalkan film Indonesia tidak akan terpenuhi sehingga Indonesia tetap butuh film impor.
“Film Indonesia saja kini baru berjumlah 100. Untuk memenuhi kekurangannya kita masih butuh film impor,” terang Jero Wacik
Sumber : matanews.com
1 comments:
jika film-film kita masih semodel hal yang sangat-sangat-sangat irasional, macam yang sering ditayangkan di salah satu tv swasta nasional, impor film tetap perlu.
Tapi sayangnya... dit4 kita gedung bioskopnya dah jadi gudang...
Post a Comment