Hanya gara-gara Anda
menyemprot parfum terlalu banyak, orang lain ternyata bisa menggugat Anda dan
membuat pemerintah daerah melarang pemakaian parfum.
Perwakilan pemerintah
New Hampshire, Michele Peckham, pada tahun 2011 menyusun rancangan
undang-undang House Bill 1444. Bila disepakati, peraturan ini akan melarang
pegawai pemerintahan untuk memakai parfum selama jam kerja. Hal ini terjadi
setelah seorang konstituen yang mengidap alergi yang ekstrem melakukan
pendekatan terhadap Peckham dengan proposal tersebut.
"Kedengarannya
konyol, namun hal ini merupakan isu kesehatan," tutur Peckham pada Union
Leader. "Banyak orang yang memiliki reaksi yang keras terhadap aroma yang
kuat."
Menurut Jonathan
Bayuk, pakar alergi di Hampden County Physician Associates, wewangian yang kuat
memang tidak cuma mengganggu bagi orang lain. "Banyak juga orang yang
memiliki masalah sensitivitas kimia, dimana mereka alergi terhadap hal-hal
lain, seperti tungau, kapang, atau serbuk sari. Ketika mereka terekspos
terhadap bahan kimia atau wewangian yang aromanya menjengkelkan, mereka
memiliki reaksi yang sangat mirip," ujar Bayuk.
Disebutkan pula, satu
dari empat orang mengidap tipe alergi yang sama. Mereka yang menderita alergi
wewangian tidak hanya bereaksi terhadap wewangian, tetapi juga losion yang
beraroma wangi. Aroma bunga yang begitu kuat, misalnya, bisa membuat seseorang
pusing dan mual.
Kasus ini bukan yang
pertama kalinya mencuat. Pada tahun 2008, Susan McBride mengklaim bahwa
wewangian seorang rekan kerjanya membuatnya sulit bernafas dan melakukan
pekerjaannya. Ia lalu menuntut kota Detroit di bawah hukum Americans with
Disabilities Act, dan akhirnya mendapatkan ganti rugi sebesar 100.000 dollar.
Kota tersebut memperingatkan para pekerja untuk tidak memakai produk-produk
yang wangi, seperti parfum, cologne, deodoran, losion, dan krim cukur.
Sumber: Shine
Sumber: Shine
0 comments:
Post a Comment