Yusuf Blog News :
Home » » Drs. Cosmas Batubara

Drs. Cosmas Batubara

Written By INSPIRASI on Saturday, August 6, 2011 | 5:19 AM


Melalui kiprah dan pemikirannya di berbagai bidang hingga kini, ia masih melihat sebuah optimisme yang bisa dimunculkan di tengah-tengah masyarakat.
Kalimat-kalimat yang runtut dan terstruktur terus mengalir dari kedua bibir pria yang menginjak usia ke 71 tahun ini. Volume dan nada suara yang penuh semangat menggambarkan antusiasmenya saat membicarakan berbagai problema bangsa. Bangsa Indonesia.
Cosmas Batubara yang kita temui saat ini tampaknya tak berbeda dari puluhan tahun yang lalu. Pemikiran-pemikiran yang dikemukakannya selalu bersifat detail, komprehensif, dan solutif.  Dan tentunya relevan mengikuti perkembangan zaman.
Semangatnya mengingatkan kita pada kisah-kisah ketika dirinya masih aktif turun ke jalan, melakukan demonstrasi memperjuangkan sebuah ideologi dan politik yang akhirnya berhasil membuka babak baru dalam sejarah Indonesia. Hingga kini, pemikirannya selalu berorientasi terhadap kemajuan bangsa.
“Peran partai politik diberi tempat yang begitu besar,” ujarnya ketika mulai menganalisis sistem politik kiwari. Menurutnya, sistem politik sekarang lebih banyak memberi peran kepada partai politik baik di dalam mengajukan calon maupun dalam memilih berbagai jabatan publik yang ada di negara ini.
Komentarnya yang terkait dengan isu pergantian kepemimpinan nasional tersebut dilanjutkan dengan fungsi seleksi partai politik. Artinya, mereka-mereka yang akan tampil sebagai pemimpin bangsa, harusnya lebih dahulu diseleksi oleh partai, atau lebih dahulu dibesarkan di partai itu.
Kemudian ia menekankan pendidikan politik yang harus dilakukan partai politik agar masyarakat, agar mereka memahami hak dan kewajibannya. Tujuannya untuk meningkatkan partisipasi politik masyarakat. Tentunya partisipasi yang didasarkan kepada kesukarelaan. Tidak didasarkan kepada iming-iming uang atau pun melalui tekanan-tekanan.
Tak lupa Cosmas mengingatkan agar partai politik juga melakukan komunikasi politik. Antara satu partai politik dengan partai politik yang lain. Antara partai politik dengan masyarakat. Dengan demikian, ia berharap agar partai politik memiliki peran aktif yang sangat penting di dalam perkembangan demokrasi.
Politik bisa jadi sesuatu yang menjadi gairah utamanya. Latar belakang politik yang memang tak dapat dilepaskan dari jalan hidup pria kelahiran Purbasaribu, Simalungun, Sumatara Utara, 19 September 1938 ini. Menginjak mahasiswa di tahun 1960-an, dirinya menjadi aktivis di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Namanya mencuat ketika pecah peristiwa G-30- S/PKI, 1965. Melalui Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang didirikannya, Cosmas aktif menumbangkan Orde Lama.
Selanjutnya, Cosmas yang sempat kuliah di Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta (B.A., 1964) dan kemudian Fakultas Ilmu Sosial UI, Jakarta (1974) diangkat menjadi anggota DPR-GR sebagai wakil mahasiswa, dan aktif berkampanye untuk Golkar (Golongan Karya) sejak Pemilu 1971. Setelah aktif di Golkar, ia pun kemudian duduk sebagai anggota DPR-RI dan seterusnya, Cosmas sepenuhnya berkarir di Golkar.
Lebih lanjut mengenai masalah demokrasi, Cosmas mengatakan bahwa hanya masyarakat yang terdidik yang mampu melaksanakan demokrasi dengan dewasa dan bertanggung jawab. “Karena itu, dalam masyarakat yang demokratis, sangat penting artinya pendidikan,” tambahnya.
Tingkat pengetahuan sebagian besar masyarakat Indonesia menurutnya masih terbelakang. Dimana lebih dari 70 persennya hanya mengenyam pendidikan setingkat Sekolah Dasar (SD). Bahkan ada yang belum memiliki penguasaan terhadap Bahasa Indonesia secara baik. Oleh karena itu, dalam membangun demokrasi, menurutnya kita harus edukatif, mendidik, dan mengajak.
Masalah pendidikan memang sepertinya tak akan luput dari pandangan-pandangan Cosmas Batubara. Apalagi ketika datang ke Jakarta pada usia 16 tahun, ia hanya berbekal ijazah sekolah guru (SGB). Dimana kemudian ia sempat mengajar di SD Strada, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
Tak sekedar bicara, di hari tuanya sekarang ini, ia terlibat aktif di berbagai yayasan yang menaungi lembaga pendidikan tinggi. Mulai dari daerah Sumatera Utara, Jawa Tengah, Yogyakarta, Surabaya, sampai Jakarta. Di Yogyakarta ia menjadi dewan penyantun Universitas Atmajaya Jogjakarta. Di Semarang ia ikut menanungi suatu lembaga sekolah tinggi ilmu ekonomi.
Di Jakarta ia terlibat di Universitas Pancasila. Menurutnya, universitas tersebut memfokuskan diri untuk melahirkan putra-putra bangsa yang selalu konsisten dan selalu berpegang kepada ajaran Pancasila, selain mengembangkan keilmuan yang tinggi tentunya. Mengembangkan nilai-nilai Pancasila di tengah-tengah bangsa ini masih dianggapnya jadi suatu hal yang penting. “Karena dalam berbangsa dan bernegara, kita lihat landasan yang paling baik adalah Pancasila,” ujarnya.
Ketua Yayasan Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (LPPM) pun dipegangnya. Dengan melahirkan putra-putra bangsa dengan kemampuan manajemen yang baik, maka ia mengharapkan pembangunan ekonomi dapat berjalan dengan baik.
Dari pengalamannya, ia berkesimpulan bahwa masalah pendidikan itu bukan masalah yang mudah. Terlibat di dalam yayasan-yayasan pendidikan tersebut menurutnya merupakan suatu upaya tersendiri agar proses mencerdaskan bangsa bisa terselesaikan dengan baik. “Keterlibatan saya ke dalam yayasan-yayasan itu tentu dengan suatu komitmen di diri saya, bahwa hanya bangsa yang terdidik yang bisa maju,” tegasnya.
Selain masalah SDM sebagai topik yang dikedepankannya, menurutnya, masalah birokrasi pemerintahan juga perlu ada perbaikan. Salah satu yang disorotinya adalah pengembangan karir seorang Pegawai Negeri Sipil. Semenjak diberlakukannya otonomi daerah, pegawai dinas dari satu daerah tertentu, tidak bisa pindah ke daerah lain lagi.
Sehingga terjadi pengembangan karir yang basisnya adalah keterampilan, keahlian dan pengetahuan terhadap berbgai kondisi di tanah air tidak berjalan begitu baik. Karenanya, ia mengharapkan lima tahun kedepan pemerintahan membuat sebuah kebijakan yang memungkinkan mobilisasi PNS bisa terjadi.
“Orientasi-orientasi bisnis harus dipunyai oleh mereka yang mempunyai jabatan-jabatan penting di pemerintahan,” lanjutnya. Seorang birokrat menurutnya harus mampu berpikir mengenai bisnis tanpa perlu menjadi pebisnis.
Salah satu contoh yang dimaksudkannya adalah, seorang birokrat harus memahami bahwa, dengan terlambatnya mengeluarkan sebuah perizinan, maka kalangan swasta akan memikul beban biaya yang cukup besar. Menurutnya birokrat jangan sampai lupa bahwa hal itu memiliki dampak berganda terhadap pertumbuhan ekonomi.
Urusan birokrasi dan pemerintahan Cosmas tak perlu diragukan lagi. Selama 15 tahun dirinya menjabat sebagai menteri. Mulai dari Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat (1978-1983), kemudian Menteri Negara Perumahan Rakyat (1983-1988) dan terakhir Menteri Tenaga Kerja (1988-1993).
Selama menjabat sebagai menteri, ia menorehkan beberapa prestasi. Seperti halnya konsep Perumahan Nasional (Perumnas) dan konsep Rumah Susun (Rusun) yang belakangan marak berkembang menjadi real estat dan apartemen. Salah satu yang monumental adalah lahirnya Undang-undang Rumah Susun.
Ia pun sempat menjabat Presiden International Labor Organization (ILO) saat menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja. Ia pun pernah memimpin sebuah konferensi internasional, yaitu International Labour Conference. Hal ini memperlihatkan kepercayaan dunia terhadap kemampuannya untuk memimpin dan sebuah pengakuan baiknya hubungan buruh – pemerintah di Indonesia.
Tak heran bila setelah selesai menjabat sebagai menteri, ia menyelesaikan program S3 di Universitas Indonesia dengan desertasi tentang hubungan industrial di sekitar Tangerang. Contoh-contoh yang diambilnya adalah perusahaan-perusahaan yang masuk pasar modal.
Ia pun mengaku sangat tertarik pada Pendidikan Hubungan Industrial Pancasila. Selama mengambil program S3, ia sempat mendalami masalah-masalah politik perburuhan. Dari situlah ia melihat bahwa jika melihat maju ke depan, masalah-masalah hubungan industrial, harus diatur sedemikian rupa sehingga dengan demikian terdapat industrial peace, ketenangan industri. “Kalau sudah terdapat ketenangan industri, pertumbuhan ekonomi kita dapat berkembang dengan baik,” jelasnya.
Untuk itu, menurutnya diperlukan syarat-syarat. Salah satunya, antara manajer dan para pemimpin buruh harus terdapat kesamaan ideologi. Harus terdapat kerangka berpikir yang sama. Oleh karena itu, adanya pendidikan-pendidikan perburuhan atau disebut juga workers education dianggapnya sangat penting.
Hasil pergulatannya tersebut tak disimpan bagi dirinya sendiri. Ia pun memilih menjadi dosen tamu di FISIP UI, mengajar mata kuliah Hubungan Industrial. Ia hanya ingin menyumbangkan sesuatu di hari tuanya dan mencapai tingkatan yang lebih baik dalam masalah pemahaman hubungan industrial.
Kepada murid-muridnya, ia berharap, mereka yang memiliki gelar sarjana ilmu sosial dan politik dapat memahami masalah hubungan industrial. Sehingga mereka dapat ikut berperan untuk mewujudkan industrial peace atau setidaknya mereka dapat memahami problem-problem yang dihadapi oleh pekerja.
Masih terkait dengan permasalahan ekonomi dan industri, Cosmas mengemukakan  sebuah pendekatan lainnya. Yaitu keamanan. Menurutnya, suatu bangsa dapat tumbuh dengan baik kalau masalah keamanan terjamin. Kalau keamanan tidak terjamin, maka investor dari luar negeri pun tak akan mau menanam modalnya.
Penanganan keamanan ini menurutnya harus diatur sedemikian rupa dengan baik. Ia pun mangajak agar seluruh elemen masyarakat kompak bersatu dalam menghadapi masalah keamanan dalam negeri. Termasuk masalah kriminal dan terorisme yang kian hari kian meresahkan.
Menyelami pemikiran Cosmas Batubara memang seperti menyelami laut yang tak ada dasarnya. Kita tak tahu apa lagi misteri di dalamnya. Ya, siapa sangka jika masalah pangan pun tak luput dari perhatiannya. Terutama mengenai masalah swasembada pangan.
Menurutnya, bangsa sebesar ini kalau tak memiliki keamanan pangan bisa menjadi beban yang sangat berat. Karenanya, ia berharap bahwa siapapun yang memerintah, harus melakukan upaya-upaya agar pengadaan pangan dapat terwujud dengan baik.
Cosmas pun fasih berbicara mengenai teknik pertanian. “Masalah pangan ini harus mulai ditangani secara baik dan sistematik. Mulai dari menghitung seberapa luas lahan-lahan yang bisa ditanami,  menyiapkan bibit-bibit yang cocok untuk lahan-lahan itu, memperbaiki sistem irigasinya, sistem pengolahan tanahnya, sistem pupuknya, dan menghindari penggunaan pestisida yang berlebihan. Penggunaan pupuk organik perlu dikembangkan,” paparnya.
Kemudian menurutnya pemerintah harus mendidik bangsa ini agar memakan makanan yang bervariasi. Sehingga tak tertumpu hanya pada satu jenis makanan, pada beras. Ia juga berharap ilmuwan Indonesia yang menguasai pertanian harus bersatu agar masalah swasembada pangan bisa terpecahkan dengan baik.
Cosmas merasa yakin bahwa segala apa yang telah disampaikannya tersebut bisa tercapai. Ia mengatakan bahwa kemajuan bangsa ini tergantung pada kemauan bangsa ini untuk maju. “Saya melihat optimisme di tengah-tengah bangsa kita agar bisa maju lebih baik,” pungkasnya.
Nama : Drs. Cosmas Batubara
Lahir : Purbasaribu, Simalungun, Sumatera Utara 19 September 1938
Agama : Katolik
Isteri : R.A. Cypriana Hadiwijono Saragih
Pendidikan :
- SD Pematang Siantar
- SGB Pematang Siantar
- SGA Jakarta
- Perguruan Tinggi Publisistik Jakarta (BA, 1964)
- Fakultas Ilmu Sosial UI, Jakarta (1974)
- Doktor Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Sosial UI, Jakarta (2002)
Karir :
- Guru (1960-1963)
- Anggota DPR-RI (1967-1978)
- Menteri Muda Urusan Perumahan Rakyat (1978-1983)
- Menteri Negara Perumahan Rakyat (1983-1988)
- Menteri Tenaga Kerja (1988-1993)
Organisasi :
- Ketua Umum PMKRI (1963-1967)
- Kepala Penerangan Lembaga Pembinaan Kesatuan Bangsa (1963-1967)
- Ketua Presidium KAMI Pusat (1966)
- Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (1973-1978)
- Anggota Golkar
Kegiatan Lain :
- Presiden International Labor Organization (ILO)
- Pengurus beberapa yayasan dan dewan penyantun beberapa perguruan tinggi


Terima kasih untuk berkenan membaca isi blog ini, semoga dapat memberikan manfaat yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan kita. Atas segala kekurangannya saya menyampaikan permohonan maaf dan berkenan kiranya untuk meninggalkan komentar atas isi artikel ini. Salam Hormat untuk semuanya
Share this article :

0 comments:

Post a Comment

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INSPIRASI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger