Kontroversi yang melanda
akibat pemutusan kontrak salah satu personel T-ara Hwayoung baru-baru ini jadi
bahan perbincangan dan menghambat kemajuan karier mereka. Manajemen T-ara, Core
Contents Media (CCM) tanpa malu-malu mengatakan bahwa alasan Hwayoung didepak
adalah karena ia tidak bertindak profesional. Tentu saja Hwayoung tidak tinggal
diam dan balas bersuara.
Berikut ini beberapa pelajaran yang bisa ditarik dari kontroversi T-ara tersebut.
Berikut ini beberapa pelajaran yang bisa ditarik dari kontroversi T-ara tersebut.
1.
Konsekuensi perseteruan
Keputusan manajemen untuk mengakhiri kontrak Hwayoung menunjukkan adanya perseteruan di antara staf, anggota T-ara dan Hwayoung. Okelah, anggota yang didepak mungkin saja memang tidak bersikap profesional dan para penggemar bisa saja tidak tahu. Tetapi, mengungkap sisi negatif Hwayoung tidak bermanfaat bagi T-ara.
Saya heran mengapa CCM harus mengeluarkan pernyataan yang kontroversial: “Sebagai lanjutan komplain dari staf T-ara (5 penata gaya, 7 penata rias dan rambut, 5 manajer, 2 manajer tim), kontrak Hwayoung sebagai artis akan diakhiri secepatnya.”
Hwayoung tidak punya tempat lain untuk membela diri selain di Twitter.
Perseteruan yang terungkap ini membuat seorang produser SBS mengatakan, dia tidak akan lagi menggunakan T-ara di acaranya (belakangan dia minta maaf). Ribuan orang menandatangani petisi pembubaran T-ara, para pengiklan hengkang. Yang terparah: penundaan konser pertama T-ara!
2. Pemujaan idola bisa berbahaya
Salah satu hal yang berlangsung dalam K-pop adalah tingginya pemujaan idola. Seorang bintang idola harus bertingkah laku sempurna dan bekerja keras setiap detik. Sedikit saja berbuat salah, bisa berarti akhir karier bagi mereka. Sekali aib mereka terungkap, akan amat sulit (kalau bukan mustahil) untuk bisa memulihkan nama.
3. Jangan remehkan penggemar
Pengaruh penggemar dan pengguna Internet tidak bisa diabaikan dalam kontroversi T-ara. Mereka mampu memanfaatkan kekuatan Internet untuk memengaruhi keputusan pengiklan — sebuah unjuk kekuatan penggemar untuk menyanjung dan menjatuhkan idola mereka. Para fans tetap menginginkan “kebenaran” meski kedua belah pihak telah mengklaim memberikan kebenaran sesungguhnya.
Keputusan manajemen untuk mengakhiri kontrak Hwayoung menunjukkan adanya perseteruan di antara staf, anggota T-ara dan Hwayoung. Okelah, anggota yang didepak mungkin saja memang tidak bersikap profesional dan para penggemar bisa saja tidak tahu. Tetapi, mengungkap sisi negatif Hwayoung tidak bermanfaat bagi T-ara.
Saya heran mengapa CCM harus mengeluarkan pernyataan yang kontroversial: “Sebagai lanjutan komplain dari staf T-ara (5 penata gaya, 7 penata rias dan rambut, 5 manajer, 2 manajer tim), kontrak Hwayoung sebagai artis akan diakhiri secepatnya.”
Hwayoung tidak punya tempat lain untuk membela diri selain di Twitter.
Perseteruan yang terungkap ini membuat seorang produser SBS mengatakan, dia tidak akan lagi menggunakan T-ara di acaranya (belakangan dia minta maaf). Ribuan orang menandatangani petisi pembubaran T-ara, para pengiklan hengkang. Yang terparah: penundaan konser pertama T-ara!
2. Pemujaan idola bisa berbahaya
Salah satu hal yang berlangsung dalam K-pop adalah tingginya pemujaan idola. Seorang bintang idola harus bertingkah laku sempurna dan bekerja keras setiap detik. Sedikit saja berbuat salah, bisa berarti akhir karier bagi mereka. Sekali aib mereka terungkap, akan amat sulit (kalau bukan mustahil) untuk bisa memulihkan nama.
3. Jangan remehkan penggemar
Pengaruh penggemar dan pengguna Internet tidak bisa diabaikan dalam kontroversi T-ara. Mereka mampu memanfaatkan kekuatan Internet untuk memengaruhi keputusan pengiklan — sebuah unjuk kekuatan penggemar untuk menyanjung dan menjatuhkan idola mereka. Para fans tetap menginginkan “kebenaran” meski kedua belah pihak telah mengklaim memberikan kebenaran sesungguhnya.
0 comments:
Post a Comment