Para penonton yang
menyaksikan keberhasilan pelari Jamaika, Usain Bolt merebut medali emas 100
meter di Olimpiade London mengaku seperti tersihir.
Bolt menepis semua keraguan tentang dirinya dengan merebut medali emas dengan catatan waktu 9.63 detik. Medali perak diraih oleh rekan sengaranya, Yohan Blake dengan catatan waktu 9.75 detik. Perunggu jatuh ke sprinter AS, Justin Gatlin -peraih emas Athena 2004- dengan 9.79 detik.
Lomba 100 meter tersebut memang mempertemukan nama-nama besar seperti Bolt, Blake, Gatlin, Asafa Powell dan Tyson Gay.
"Luar biasa saya berada di sini dan menyaksikan lomba ini," kata Alex, 18. "Yang luar biasa adalah pemandangan stadion hening beberapa saat sebelum start dimulai."
"Saya seorang warga London. Kami bangga bisa menjadi tuan rumah Olimpiade. Kami merasa menjadi tuan rumah dari suatu pesta (olah raga) terbesar di dunia," lanjut Alex.
Nadine Reid, 34 asal Birmingham mengecat bendera Jamaika di pipinya. "Saya bangga sekali menjadi seorang Inggris kelahiran Jamaika. saya merasa mampu melayang seperti kilat itu sendiri," kata Reid.
Darel Seow dari Singapura menagku tidak akan melupakan tontonan dari Bolt seumur hidupnya. "Saat pulang dan berbaring saya akan membayangkan dan 'tidak percaya hal tersebut sungguh terjadi.'"
Bolt menepis semua keraguan tentang dirinya dengan merebut medali emas dengan catatan waktu 9.63 detik. Medali perak diraih oleh rekan sengaranya, Yohan Blake dengan catatan waktu 9.75 detik. Perunggu jatuh ke sprinter AS, Justin Gatlin -peraih emas Athena 2004- dengan 9.79 detik.
Lomba 100 meter tersebut memang mempertemukan nama-nama besar seperti Bolt, Blake, Gatlin, Asafa Powell dan Tyson Gay.
"Luar biasa saya berada di sini dan menyaksikan lomba ini," kata Alex, 18. "Yang luar biasa adalah pemandangan stadion hening beberapa saat sebelum start dimulai."
"Saya seorang warga London. Kami bangga bisa menjadi tuan rumah Olimpiade. Kami merasa menjadi tuan rumah dari suatu pesta (olah raga) terbesar di dunia," lanjut Alex.
Nadine Reid, 34 asal Birmingham mengecat bendera Jamaika di pipinya. "Saya bangga sekali menjadi seorang Inggris kelahiran Jamaika. saya merasa mampu melayang seperti kilat itu sendiri," kata Reid.
Darel Seow dari Singapura menagku tidak akan melupakan tontonan dari Bolt seumur hidupnya. "Saat pulang dan berbaring saya akan membayangkan dan 'tidak percaya hal tersebut sungguh terjadi.'"
0 comments:
Post a Comment