Dalam melakukan penelitian
ilmiah, ilmuwan atau peneliti haruslah melakukannya dengan benar dan jujur.
Namun apa jadinya bila ada sekelumit ilmuwan yang mencederai reputasinya dan
berbuat tidak benar dalam melakukan penelitian?
Berikut skandal-skandal penelitian yang menghebohkan di tahun 2011 menurut The Scientist:
Berikut skandal-skandal penelitian yang menghebohkan di tahun 2011 menurut The Scientist:
1.
Peneliti yang Memalsukan Data
Diederik Stapel, mantan
Kepala Institut Penelitian Perilaku Ekonomi di Universitas Tilburg, Belanda
dicurigai hasil-hasil karya ilmiahnya karena 'too good to be true', hasilnya terlalu bagus untuk menjadi
kenyataan.
Nah, sejak 31 Oktober 2011, dibentuklah tim investigasi yang dikepalai Rektor Magnificus Universitas Tilburg Willem Levelt. Willem menunjuk 3 peneliti muda di 3 universitas tempat Diederik bekerja.
3 Peneliti muda itu bekerja berbulan-bulan untuk meneliti bagaimana Diederik bekerja hingga menemukan gejala ketidakberesan. Hasil laporan sementara, terungkap Diederik mengarang data untuk sedikitnya 30 publikasi karya ilmiahnya.
Diederik juga mengirimkan data-data palsunya ini untuk dianalisis lebih lanjut oleh koleganya. Investigasi itu juga mengindikasikan Diederik mulai memanipulasi dan memalsukan data sejak tahun 2004. Celakanya, tak ada kolega, dosen dan mahasisnya S-3-nya yang sadar akan kejanggalan ini.
Ada 19 judul disertasi S-3 yang sudah siap dibuat atas data-data palsu Diederik ini. Investigasi juga menelisik 130 artikel dan 24 buku yang ditulis Diederik. Tim Investigasi yang dibentuk Willem Levelt bahkan menyatakan bahwa 20 publikasi yang dipelajari, 12 di antaranya dipalsukan Diederik dan 3 kontribusi bukunya dinilai ada kecurangan.
Tim Investigasi masih melakukan penelitian hingga hari ini dan berharap akan mempublikasikannya ke publik pada musim gugur tahun 2012.
Diederik pun mengaku bersalah dalam kasus ini:
Saya gagal sebagai seorang ilmuwan. Saya mengadaptasi data dan memalsukan penelitian. Bukan sekali, namun beberapa kali, bukan dalam jangka pendek, namun dalam waktu yang lama. Saya sadar saya membuat kaget dan marah kolega karena kelakuan saya. Saya menempatkan bidang saya, psikologi sosial dalam sorotan yang jelek. Saya malu dan menyesalinya. Saya minta maaf.
Nah, sejak 31 Oktober 2011, dibentuklah tim investigasi yang dikepalai Rektor Magnificus Universitas Tilburg Willem Levelt. Willem menunjuk 3 peneliti muda di 3 universitas tempat Diederik bekerja.
3 Peneliti muda itu bekerja berbulan-bulan untuk meneliti bagaimana Diederik bekerja hingga menemukan gejala ketidakberesan. Hasil laporan sementara, terungkap Diederik mengarang data untuk sedikitnya 30 publikasi karya ilmiahnya.
Diederik juga mengirimkan data-data palsunya ini untuk dianalisis lebih lanjut oleh koleganya. Investigasi itu juga mengindikasikan Diederik mulai memanipulasi dan memalsukan data sejak tahun 2004. Celakanya, tak ada kolega, dosen dan mahasisnya S-3-nya yang sadar akan kejanggalan ini.
Ada 19 judul disertasi S-3 yang sudah siap dibuat atas data-data palsu Diederik ini. Investigasi juga menelisik 130 artikel dan 24 buku yang ditulis Diederik. Tim Investigasi yang dibentuk Willem Levelt bahkan menyatakan bahwa 20 publikasi yang dipelajari, 12 di antaranya dipalsukan Diederik dan 3 kontribusi bukunya dinilai ada kecurangan.
Tim Investigasi masih melakukan penelitian hingga hari ini dan berharap akan mempublikasikannya ke publik pada musim gugur tahun 2012.
Diederik pun mengaku bersalah dalam kasus ini:
Saya gagal sebagai seorang ilmuwan. Saya mengadaptasi data dan memalsukan penelitian. Bukan sekali, namun beberapa kali, bukan dalam jangka pendek, namun dalam waktu yang lama. Saya sadar saya membuat kaget dan marah kolega karena kelakuan saya. Saya menempatkan bidang saya, psikologi sosial dalam sorotan yang jelek. Saya malu dan menyesalinya. Saya minta maaf.
2.
Penelitian Virus Tikus & Kelelahan Kronis
Hubungan antara virus
leukemia tikus dan sindrom kelelahan kronis digaungkan sejak tahun 2009 oleh
Institut Whittemore Peterson yang dikepalai Judy Mikovits. Namun kejanggalan
mulai terkuak tatkala beberapa laboratorium lain gagal untuk menelisik kembali
hubungan antara virus leukemia tikus dan kelelahan kronis ini.
Judy Mikovits, yang memimpin penelitian ini menolak untuk menyerahkan kunci notebook laboratorium. Judy malah kabur membawa notebook-nya, melarikan diri ke California. Judy kemudian ditangkap dengan tuduhan kejahatan pencurian, dipenjara semalam dan sekarang sedang menunggu sidang.
Judy Mikovits, yang memimpin penelitian ini menolak untuk menyerahkan kunci notebook laboratorium. Judy malah kabur membawa notebook-nya, melarikan diri ke California. Judy kemudian ditangkap dengan tuduhan kejahatan pencurian, dipenjara semalam dan sekarang sedang menunggu sidang.
3.
Penelitian tentang Umur Panjang
Biostatistikawan
Universitas Boston, Paolo Sebastiani menarik makalah penelitian yang
mengidentifikasi 19 gen yang berhubungan dengan umur panjang pada orang-orang
yang berumur 100 tahun atau lebih.
Beberapa hari setelah makalah itu diterbitkan, beberapa pakar mengkritik hubungan kuat yang ditemukan karena kesalahan rangkaian penelitian yang dilakukan.
Kemudian tim Paolo bekerja kembali untuk menghilangkan sumber error, dan menemukan bahwa hubungan antara 19 gen dengan umur panjang itu tidak begitu kuat. Jurnal Science yang sempat menerbitkan penelitian itu pun menarik makalah penelitian itu. Tim Paolo kemudian merevisi temuannya di jurnal yang lain.
Beberapa hari setelah makalah itu diterbitkan, beberapa pakar mengkritik hubungan kuat yang ditemukan karena kesalahan rangkaian penelitian yang dilakukan.
Kemudian tim Paolo bekerja kembali untuk menghilangkan sumber error, dan menemukan bahwa hubungan antara 19 gen dengan umur panjang itu tidak begitu kuat. Jurnal Science yang sempat menerbitkan penelitian itu pun menarik makalah penelitian itu. Tim Paolo kemudian merevisi temuannya di jurnal yang lain.
4.
Penelitian Mahkluk Hidup yang Tahan Arsenik
Pada akhir 2010, peneliti
NASA Felisa Wolfe-Simon dan koleganya dilaporkan mengungkap spesies di danau
air asin Danau Mono di California. Spesies itu dikatakan bertahan di kandungan
berarsenik tinggi dan berfosfor rendah. Tak cuma itu, spesies itu bahkan
memasukkan unsur arsenik di dalam sistem utama DNA-nya.
Kritik lantas bermunculan dengan hasil penelitian itu, mempertanyakan hasil, teknik ekstraksi DNA dan medium yang digunakan diklaim bebas fosfat ternyata mengandung fosfat.
Jurnal Science kemudian memuat 8 komentar bersifat teknis dari para ilmuwan. Dan makalah ilmiah itu kemudian ditarik kembali.
Kritik lantas bermunculan dengan hasil penelitian itu, mempertanyakan hasil, teknik ekstraksi DNA dan medium yang digunakan diklaim bebas fosfat ternyata mengandung fosfat.
Jurnal Science kemudian memuat 8 komentar bersifat teknis dari para ilmuwan. Dan makalah ilmiah itu kemudian ditarik kembali.
5.
Penelitian Plagiat tentang Perubahan Iklim
Makalah kontroversial
tentang perubahan iklim lantaran menyadur sumber lain, termasuk Wikipedia.
Makalah ilmiah itu dibuat ilmuwan yang meragukan perubahan iklim Edward Wegman
dari Universitas George Mason, pada tahun 2008 dan dimuat di jurnal
Computational Statistics and Data Analysis.
Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa ilmuwan iklim saling mempublikasikan karyanya karena dekat dan seringnya berkolaborasi untuk mempertanyakan apakah perubahan iklim itu ada.
Namun seorang sumber blogger mengungkapkan bahwa makalah ilmiah itu terbukti meniru alias plagiat, mengutip dari Wikipedia dan 2 buku namun tidak mencantumkannya. Akhirnya makalah itu ditarik dari jurnal pada Mei 2011 lalu.
Hasil penelitian itu menyimpulkan bahwa ilmuwan iklim saling mempublikasikan karyanya karena dekat dan seringnya berkolaborasi untuk mempertanyakan apakah perubahan iklim itu ada.
Namun seorang sumber blogger mengungkapkan bahwa makalah ilmiah itu terbukti meniru alias plagiat, mengutip dari Wikipedia dan 2 buku namun tidak mencantumkannya. Akhirnya makalah itu ditarik dari jurnal pada Mei 2011 lalu.
0 comments:
Post a Comment