Program untuk integrasi data, kata Supriyatno, S.Pd., MA. |
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Nasional kembali menegaskan tujuan kegiatan Workshop Sosialisasi Sistem Pendataan Pendidikan Dasar kepada peserta Regional II, angkatan 4 atau terakhir di Aula Hotel Saphir, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin malam kemarin (25/07), bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mengintegrasikan sistem aplikasi pendataan yang selama ini banyak beredar di daerah. Melalui sistem pendataan yang terintegrasi, daerah dan pihak sekolah akan lebih efektif dan efisien dalam mengerjakan sistem pendataan.
Hal itu disampaikan Kasubag Data dan Informasi, Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Supriyatno, S.Pd., MA., yang saat itu menggantikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Dr. Bambang Indriyanto yang berhalangan hadir.
“Salah satu program yang telah dicanangkan adalah melakukan satu pendataan yang terintegrasi,” kata Supriyatno.
Menurut Supriyatno, banyaknya aplikasi sistem pendataan seperti NISN, NUPTK, Padati, dan lainnya, bisa menimbulkan pekerjaan berulang-ulang kali sehingga jauh dari efektifitas dan efisiensi. Karena itu, lahir kebijakan yang mengintegrasikan sistem pendataan tersebut, yang secara subtansi merangkul isi dari seluruh sistem pendataan yang selama ini ada.
“Dari program sistem pendataan yang terintegrasi ini, ada 3 pilar yang hendak dicapai, yaitu pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, dan sekolah. Tiga data ini diharapkan akan menjadi satu kesatuan yang saling berkorelasi,” tegas Supriyatno.
Penyempurna dari Apliasi Pendataan Sebelumnya
Aplikasi sistem pendataan yang saat ini sedang disosialisasikan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar kepada para peserta Workshop adalah penyempurna dari sistem aplikasi yang sudah ada seperti, NISN, NUPTK dan Padati.
“Aplikasi yang kami kembangkan bukan sama sekali baru, namun pengembangan dari aplikasi-aplikasi yang ada. Harapannya, ketika aplikasi ini luncurkan, Bapak-Ibu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang asing, tapi merupakan satu bentuk integrasi dari berbagai aplikasi yang pernah ada,” tegas Supriyatno.* [dikdas.kemdiknas.go.id]
Hal itu disampaikan Kasubag Data dan Informasi, Bagian Perencanaan dan Penganggaran Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Supriyatno, S.Pd., MA., yang saat itu menggantikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar, Dr. Bambang Indriyanto yang berhalangan hadir.
“Salah satu program yang telah dicanangkan adalah melakukan satu pendataan yang terintegrasi,” kata Supriyatno.
Menurut Supriyatno, banyaknya aplikasi sistem pendataan seperti NISN, NUPTK, Padati, dan lainnya, bisa menimbulkan pekerjaan berulang-ulang kali sehingga jauh dari efektifitas dan efisiensi. Karena itu, lahir kebijakan yang mengintegrasikan sistem pendataan tersebut, yang secara subtansi merangkul isi dari seluruh sistem pendataan yang selama ini ada.
“Dari program sistem pendataan yang terintegrasi ini, ada 3 pilar yang hendak dicapai, yaitu pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik, dan sekolah. Tiga data ini diharapkan akan menjadi satu kesatuan yang saling berkorelasi,” tegas Supriyatno.
Penyempurna dari Apliasi Pendataan Sebelumnya
Aplikasi sistem pendataan yang saat ini sedang disosialisasikan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar kepada para peserta Workshop adalah penyempurna dari sistem aplikasi yang sudah ada seperti, NISN, NUPTK dan Padati.
“Aplikasi yang kami kembangkan bukan sama sekali baru, namun pengembangan dari aplikasi-aplikasi yang ada. Harapannya, ketika aplikasi ini luncurkan, Bapak-Ibu tidak menganggapnya sebagai sesuatu yang asing, tapi merupakan satu bentuk integrasi dari berbagai aplikasi yang pernah ada,” tegas Supriyatno.* [dikdas.kemdiknas.go.id]
0 comments:
Post a Comment