Wabah hepatitis A belakangan ini kembali menjadi keprihatinan masyarakat dan Pemerintah.Bahkan di Depok tempat tinggal saya, penyebarannya yang cepat dan luas menyebabkan Pemerintah setempat mengkategorikannya sebagai kejadian luar biasa (KLB). Para penggiat kesehatan di semua lini diharapkan ikut serta memberikan langkah-langkah peningkatan kesadaran dan kewaspadaan/pencegahan masyarakat.
Apakah hepatitis A?
Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis A.
Bagaimana virus ini menyebar?
Virus hepatitis A menyebar dari tinja orang yang terinfeksi ke makanan dan minuman yang terkontaminasi (jalur fekal-oral). Di negara maju yang bersanitasi baik, infeksi hepatitis A sangat jarang. Sebaliknya, di kalangan masyarakat kita, hampir sebagian besar orang pernah terinfeksi. Menurut dr Unggul Budihusodo,Sp PD dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, sekitar 80 persen penduduk dewasa Jakarta dan sekitarnya pernah tertulari virus ini. Selain penularan melalui makanan/minuman yang tercemar, hepatitis A juga dapat menyebar melalui luka atau air yang dipakai untuk mandi.
Apa gejala hepatitis A?
Perkembangan hepatitis A dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu :
Masa inkubasi: berlangsung selama 18-50 hari (rata-rata 28 hari)
Masa prodromal: terjadi selama 4 hari sampai 1 minggu atau lebih, gejalanya adalah rasa lelah, lesu, nafsu makan berkurang, mual, muntah, rasa tidak nyaman di perut kanan atas, demam (biasanya < 39 C), merasa dingin, sakit kepala, gejala seperti flu, ingusan, sakit tenggorok, dan batuk, kadang ada nyeri sendi. Ada tanda pembesaran hepar ringan yang nyeri tekan (70%), kadang limpa juga membesar (5-20%).
Masa ikterik : Dimulai dengan urine yang berwarna kuning tua, seperti teh atau gelap, diikuti oleh tinja (feses) yang berwarna seperti dempul, kemudian warna sklera (mata) dan kulit perlahan-lahan menjadi kuning. Gejala kurang nafsu makan, lesu, mual dan muntah bertambah berat untuk sementara waktu.
Masa penyembuhan : Ikterik menghilang dan warna feses kembali normal.
Bagaimana pengobatannya?
Tidak ada terapi medis khusus untuk hepatitis A karena pasien dapat sembuh sendiri (self limiting disease). Istirahat yang cukup dan gizi yang baik akan mempercepat penyembuhan. Pembatasan aktifitas fisik atau istirahat total terutama dianjurkan bila kadar SGOT & SGPT masih di bawah 3 kali batas atas nilai normal. Pasien hanya perlu dirawat inap bila mengalami dehidrasi berat dengan kesulitan makan, kadar SGOT & SGPT > 10 kali nilai normal, menunjukkan perubahan perilaku atau kesadaran (akibat ensefalopati hepatitis fulminan), dan tidak kunjung sembuh atau selalu kambuh.
Apakah bisa dicegah?
Pencegahan umum hepatitis A adalah:
Menghindari makanan dan minuman yang kotor, baik cara memasak maupun penyajiannya. Hindari makanan yang sudah berjamur dan mengandung zat pengawet. Cuci bersih sayuran dan buah yang dimakan mentah.
Memperbaiki sanitasi lingkungan dan pribadi. Lakukan cuci tangan yang bersih setelah kontak dengan darah, feses dan cairan tubuh orang yang terinfeksi. Biasakan masyarakat agar buang air di wc. Selalu mencuci tangan sebelum makan.
Mengisolasi pasien (anak dilarang ke sekolah sampai 2 minggu sesudah timbul gejala)
Pencegahan khusus adalah dengan imunisasi Hepatitis A. Vaksin ini menyediakan perlindungan cepat terhadap Hepatitis A. Pada bayi, vaksin diberikan dalam 2 dosis 6 bulanan setelah usia 1 tahun. Vaksin Hepatitis A berbeda dari Vaksin Hepatitis B sehingga vaksinasi terhadap hepatitis B tidak memberi perlindungan terhadap Hepatitis A.
Sumber : majalahkesehatan.com
0 comments:
Post a Comment